Memang selain hobi utak-atik mobil-mobilan, Irwan juga kerap melakukan ubahan pada mobil kesayangannya. Tetapi lama-lama mengubah mobil asli malah ditinggalkannya dan fokus pada diecast. Alasan melakukan modifikasi lantaran tidak semua mobil-mobilan miniatur yang dijual di pasaran bentuknya sesuai keinginan.
Mulai memodifikasi aktif sejak tahun 2006. Awalnya lantaran melihat diecast milik teman. Dari situ mulailah pria berusia 34 tahun ini coba-coba memodifikasi mainannya. “Belajarnya sendiri aja sambil tanya-tanya teman,” tambah pria berusia 34 tahun ini. Lama kelamaan malah banyak temannya yang minta tolong untuk melakukan ubahan juga.
Awalnya sih enggak dibayar, tapi lama-lama seiring makin banyaknya permintaan, otak bisnisnya jalan juga. Maka mulailah Irwan memberikan tarif resmi jika ingin melakukan modifikasi ke dirinya. “Contohnya kalau ingin melakukan modifikasi, ongkosnya aja Rp 125 ribu. Itu diluar biaya bahan,” terang pemilik ‘bengkel’ Go Fixx Autowerkz ini. Untuk bahan tergantung permintaan.
Ubahan yang dilakukan pun beragam, mulai kaki-kaki, seperti pelek dan ban sampai bodi. Semua diecast bisa dilakukan ubahan, tidak ada spek khusus. Hanya ukuran saja, disarankan yang skalanya 1:43. “Waktu pengerjaan tergantung kesulitan, paling lama bisa 3 bulan. Di sini peran mood sangat besar,” tambahnya lagi.
Lengkap dengan bengkel, siapkan dana lebih banyak(kiri). Custom abis, sesuai keinginan(kanan).
Enggak beda jauh dengan Johan Berlie. Pria berusia 30 tahun ini juga melakukan hal serupa dengan Irwan. Awalnya hobi, lama-lama banyak yang pesan. Bedanya Johan juga membuat kelengkapan dioramanya. “Sehingga saat dipajang, mobil bisa diletakkan seolah-olah di tempat yang diinginkan,” ujar pria pemilik ‘bengkel’ modifikasi diecast John Lee ini.
Seperti misalnya ingin membuat mobil seolah-olah berada di dalam bengkel. Bisa dibuatkan diorama bengkel, mirip seperti aslinya. Bahannya pun beragam dari plastik sampai kayu. “Biayanya Rp 350 ribu untuk ukuran 4R. Jika ingin yang besar seperti ukuran A3 ongkosnya Rp 2,5 juta,” jelas pria berusia 30 tahun ini.
Lain lagi ubahan yang dilakukan oleh Rizal Adrian. Pemilik toko RC di STC Senayan, Jaksel ini melakukan modifikasi pada mobil remote control. Awalnya juga sama, suka melakukan ubahan pada mobil jip dan reli sambil merakit model kit. Lama-lama teman banyak yang minta tolong ikut dibuatkan. Sampai-sampai pria berusia 37 tahun ini rela meninggalkan pekerjaannya dan membuka workshop modifikasi RC. “Toko buka sudah tiga tahun. Tapi sejak setahun yang lalu mulai fokus mas,” kata ayah satu anak ini.
Ubahan yang dilakukan mulai dari kaki-kaki, bikin bodi, cat, sampai sasis. Kalau kaki-kaki seperti pelek, ban, susupensi bisa ganti pakai optional yang dijual di pasaran. Tapi kalau bodi atau sasis custom harus bikin dulu. “Semua bodi bisa dibikin, seperti Toyota Kijang, Hardtop FJ40, Daihatsu Taft GT sampai Kebo bisa. Apa aja bisa kok, mirip lagi,” ungkap Mohammad Stevano salah satu pelanggan Rizal yang telah mengoleksi hamper 30 unit.
Rizal Adrian (baju kuning). Berawal dari hobi
Untuk biaya tergantung modifikasi yang dilakukan. Seperti jika ingin mengganti ban dan pelek buat drifting siapkan dana Rp 500 ribu sampai Rp 1 jutaan. Kalau buat off road lebih mahal, sekitar Rp 2-3 jutaan. Kalau mau ubah sasis, dihargai Rp 1-1,5 juta. “Jika mau pesan bodi custom sesuai keinginan biayanya Rp 2-3,5 juta. Bahannya dari mika yang buat bikin maket rumah,” terang Bambang, teknisi yang membantu Rizal. Lama pengerjaan mulai dari 2 hari sampai seminggu.
Harga R/C nya sendiri untuk paketan Tamiya Rp 4,5 – 11,5 juta. Tergantung mau paket mobil reli, drifting, speed off road atau adventure off road. Pelanggannya selain di Indonesia juga sampai ke negeri Belanda lo.
Berminat? (mobil.otomotifnet.com)