George Widjojo sang Perestorasi 5 Mobil Langka

billy - Selasa, 18 Oktober 2011 | 07:29 WIB

(billy - )

 
JAKARTA - Mau melihat mobil tua namun sudah direstorsi seperti barunya dulu? Datang saja ke galeri milik George Widjojo di bilangan Kemang, Jakarta Selatan. Pria 50 tahun yang berprofesi sebagai pengacara HaKI (Hak atas Kekayaan Intelektual) ini memang mengoleksi belasan mobil klasik dari berbagai merek. Namun ada 5 mobil andalan yang dirawat begitu apik yang dibangun seperti aslinya.

DESAINER JERMAN
Nissan Fairlady 240 Z keluaran tahun 1970 tentu menjadi salah satu yang lagi digandrunginya. Mobil yang juga karib disapa Datsun ini telah tiga kali dilakukan restorasi. "Untuk restorasi yang terakhir ini dari mesin hingga perbarui galvanisnya. Mur baut, aksesori hingga label mesin saya peroleh saat saya ke Australia," ujar George.

Kenapa ayah dari empat anak ini begitu antusias mendandani Nissannya? Menurut George, Nissan 240 Z ini adalah mobil Jepang yang tidak terlihat seperti produk Jepang. Itu karena mobil ini didesain Albrecht Goertz dari Jerman. Bagian depan mirip Jaguar E-Type, sedang belakangnya serupa dengan Porsche 911.

"Desainnya sangat timeless, tetap up to date meski sudah 40 tahun. Juga berkarakter. Itu kelebihan mobil ini. Padahal dulu mobil murah yang diproduksi massal 600 ribu unit. Mobil sport paling laris yang 75 persennya diekspor ke Amerika Serikat. Ini mobil two seater murni sport," lanjut pria atletis ini.

Tak hanya itu, ayah Justine (21 tahun), Chris (20), Adrian (16) dan Adeline (12) ini juga sangat merawat Alfa Romeo 1750 GTV. Mobil keluaran 1969 ini menjadi andalan koleksinya. George juga melakukan restorasi terus menerus terhadap mobil dengan kelir merah menyala yang sering dipakai jalan-jalan di akhir pekan itu.

Andalan lainnya yakni Mercedes-Benz 450 SLC. Keistimewaan mobil produk Jerman ini karena merupakan pengembangan dari tipe sebelumnya yakni Mercedes-Benz SL. Mobil ini sangat istimewa di eranya. Untuk itu, George sangat menyayanginya. "Pokoknya, ini salah satu varian Mercedes-Benz yang saya suka. Karena berbeda dengan Mercy lainnya," ungkap George.

George juga memiliki Maserati Merak. Yang membuatnya bangga, mobil produksi Italia ini memakai nama burung asal Indonesia yakni Merak. Kabarnya pembuatan mobil tersebut memang terinspirasi dari nama burung yang di sini juga sangat dikenal karena kepakan sayapnya yang indah.

Maserati Merak ini ada tiga unit di Indonesia. Dua lainnya dimiliki Stanley Atmadja dan Robert Daniel Suhardiman. Namun hanya milik George Widjojo yang bisa jalan. Dua lainnya tak bisa jalan karena kesulitan mendapatkan suku cadangnya.

"Maserati Merak keluaran tahun 1970 ini istimewa karena  memang sangat langka. Juga karena dibangun oleh desainer terkenal Pininfarina," tutur pria yang gemar olahraga ini.

Satu lagi yakni Ferrari 308 GTS keluaran tahun 1980. Kenapa George juga menyukai Ferrari tipe ini karena menurutnya menjadi titik tolak kembalinya pakem Ferrari seperti sebelumnya. Ferrari sempat beberapa kali pindah pakem, namun kemudian kembali ke pakem asalnya  melalui Ferrari GTS ini.

 Nissan 240Z, disukai karena perwujudan paduan Jaguar dan Porsche
SUKA MERAH
George merasa beruntung dia mengoleksi mobil sejak tahun 80-an. Pasalnya, saat itu harganya masih relatif murah dan terjangkau. "Kalau ngumpulinnya sekarang sudah pasti tidak terjangkau harganya. Karena memang para pemilik mobil klasik dan kolektor item itu sudah sadar mobilnya diburu penggemar, sehingga harganya menjadi sangat tinggi," kata George.

Soal koleksi mobil lawasnya yang kebanyakan berwarna merah, ia memiliki alasan sendiri. Yakni karena sejak remaja menyukai warna menyolok dan langsung menarik perhatian. Makanya sebisa mungkin George memilih mobil dengan warna merah. "Zaman dulu kan itu masih murah harganya. Dan lebih mudah pula memilih warna, termasuk bisa memilih yang ngejreng merah,"  ungkap pria yang berkantor di Jalan Kalibesar, Jakarta ini.

Bagaimana George ‘memelihara' mobil-mobilnya? Meski memiliki pengetahuan yang mumpuni soal mobil dan teknik, tetap mempercayakan dua mekanik untuk kesehariannya. Soalnya belasan mobil-mobil lawasnya itu perlu tetap dirawat dan dihidupkan mesinnya. Sebagian lagi, George tengah merestorasi beberapa mobil lain sembari mencari suku cadang yang harus diburu ke luar negeri, ATPM hingga melalui browsing. Dan itulah seninya bagi seorang George.  (mobil.otomotifnet.com)