Kalau hitung-hitungan secara kasarnya sih, Yamaha tidak membutuhkan sosok Valentino Rossi lagi di tim mereka untuk meraih titel juara dunia. Toh mereka sudah memiliki Jorge Lorenzo yang tampil kompetitif sejak pertama kali Lorenzo bergabung bersama tim tersebut. Apalagi sejarah kelam duel Rossi VS Lorenzo tentu tidak akan mudah terlupakan oleh Yamaha.
Yamaha hanya butuh mencari pembalap yang kompetitif untuk memberikan keseimbangan pada performa pembalap utama. Tapi sekali lagi, penegasannya tetap pada uang. Sebab tanpa sokongan dana dari pihak sponsorship, maka Yamaha bakal sulit membiayai timnya sendiri secara penuh. Mulai dari gaji pembalap/kru tim, logistik, akomodasi, survey, riset dan teknologi hingga kepentingan dana dadakan hanya mengandalkan penjualan produk saja.
Lalu apakah ini adalah anti klimaks dari karir Rossi di MotoGP? tentu tidak. Katakanlah, Yamaha berpikir hanya untuk mendapatkan sponsor utama dengan merekrut Rossi, disinilah letak kekuatan Rossi untuk mendapat kesetaraan dari tim. Paling tidak, ia bisa tetap bertarung meraih titel juara dunia lagi dan tidak terkungkung dengan sistem ‘team order’ dari Yamaha.
Namun Lin Jarvis sebagai Direktur Motorsport Yamaha menjelaskan bahwa ia akan melakukan apapun agar Yamaha konsisten di MotoGP. Bukan hanya konsisten pada hasil yang bakal diraih tim Yamaha di MotoGP, namun juga konsisten tampil di MotoGP (tidak gulung tikar seperti tim pabrikan lainnya). (otosport.co.id)