Pengumuman tentang Casey Stoner memang sangat mengejutkan banyak pihak. Bukan hanya para rivalnya dan pengamat MotoGP, namun juga penyelenggara MotoGP dalam hal ini Dorna Sports. Carmelo Ezpeleta sebagai CEO Dorna menganggap bahwa pensiunnya Stoner bukanlah sebuah alasan kenapa MotoGP tidak akan seru lagi dan mungkin akan mati.
“Keinginan Stoner untuk pensiun memang lebih cepat dari pada dugaan awal. Tapi kami sudah banyak melihat pembalap papan atas harus pensiun lebih awal, seperti Schwantz, Doohan bahkan nanti suatu saat Valentino Rossi juga akan keluar dari MotoGP. Jalannya MotoGP memang akan selalu begitu, tapi ajang balap ini tidak akan berhenti, begitu juga pada kasus berhentinya Stoner,” tegas Ezpeleta.
Menanggapi keluhan Stoner tentang regulasi di MotoGP yang sudah mulai memihak kategori CRT (Claiming Rule Team). Dimana kategori ini dinilai tidak pantas berada di MotoGP karena menggunakan mesin motor produksi massal, membuat Ezpeleta hanya mengernyitkan dahi.
“Namanya regulasi pasti ada yang puas dan ada yang merasa rugi karena alasan ambisi. Ini semua akan selalu ada. Anda tidak akan bisa hanya menyenangkan 1 orang saja dan merugkan banyak orang. Sekarang ini kami tidak akan mengubah aturan apapun, pun terkait dengan aturan pembalap pemula untuk naik ke tim pabrikan. Pengecualian kami lakukan untuk tim Suzuki, karena mereka tidak punya tim satelit di MotoGP. Itu pun mereka juga sudah keluar,” imbuhnya.
Hmm, Stoner boleh menjaga idealismenya, namun di satu sisi ia juga harus sadar menjaga idealisme seperti itu, akan membuat kompetisi MotoGP justru jadi runyam dalam krisis perekonomian. Peserta bakal semakin berkurang dan pembalap bertalenta lainnya tidak mendapat kesempatan menjajal ajang balap yang lebih tinggi karena terbatasnya kursi pembalap. (otosport.co.id)
“Keinginan Stoner untuk pensiun memang lebih cepat dari pada dugaan awal. Tapi kami sudah banyak melihat pembalap papan atas harus pensiun lebih awal, seperti Schwantz, Doohan bahkan nanti suatu saat Valentino Rossi juga akan keluar dari MotoGP. Jalannya MotoGP memang akan selalu begitu, tapi ajang balap ini tidak akan berhenti, begitu juga pada kasus berhentinya Stoner,” tegas Ezpeleta.
Menanggapi keluhan Stoner tentang regulasi di MotoGP yang sudah mulai memihak kategori CRT (Claiming Rule Team). Dimana kategori ini dinilai tidak pantas berada di MotoGP karena menggunakan mesin motor produksi massal, membuat Ezpeleta hanya mengernyitkan dahi.
“Namanya regulasi pasti ada yang puas dan ada yang merasa rugi karena alasan ambisi. Ini semua akan selalu ada. Anda tidak akan bisa hanya menyenangkan 1 orang saja dan merugkan banyak orang. Sekarang ini kami tidak akan mengubah aturan apapun, pun terkait dengan aturan pembalap pemula untuk naik ke tim pabrikan. Pengecualian kami lakukan untuk tim Suzuki, karena mereka tidak punya tim satelit di MotoGP. Itu pun mereka juga sudah keluar,” imbuhnya.
Hmm, Stoner boleh menjaga idealismenya, namun di satu sisi ia juga harus sadar menjaga idealisme seperti itu, akan membuat kompetisi MotoGP justru jadi runyam dalam krisis perekonomian. Peserta bakal semakin berkurang dan pembalap bertalenta lainnya tidak mendapat kesempatan menjajal ajang balap yang lebih tinggi karena terbatasnya kursi pembalap. (otosport.co.id)