Setelah 2 seri berturut-turut mengaplikasikan zona aktivasi DRS (Drag Reduction System) independen, direktur balapan Formula 1 kembali menetapkan pemberlakuan single zona aktivasi DRS di Formula 1 Brazil (27/11) pekan ini.
Penempatan zona DRS akan mengambil jalur lurus paling panjang di Sirkuit Interlagos, Brazil. Yaitu 133 meter setelah tikungan ketiga hingga ke titik pengereman di tikungan keempat. Sementara zona deteksi akan ditempatkan tepat di tikungan kedua. Dimana pembalap punya kesempatan menambah jarak dengan pembalap di depannya agar bisa melakukan aktivasi DRS.
“Hanya akan ada 1 zona aktivasi DRS, dan saya rasa ini sudah cukup. Apalagi jalur start dan finish juga sudah menjanjikan proses susul-menyusul. Jadi kami juga tidak akan membuat proses ini jadi mudah karena akan merusak pertarungan antara pembalap,” jelas Charlie Whiting, direktur balap F1.
Penempatan zona DRS seperti ini, dimaksudkan agar pembalap yang disusul pada jalur start-finish, bisa mengambil alih kembali tempatnya di zona aktivasi DRS. Tapi Michael Schumacher ragu akan hal tersebut. Menurutnya, mobil yang bisa menyusul di garish start-finish memiliki kecepatan lebih bagus.
“Saya ragu jika mobil yang disusul di jalur start-finish bisa mengambil kembali tempatnya, meski menggunakan bantuan aktivasi DRS. Belum lagi dibantu dengan adanya tikungan ganda alias chicane yang akan membuat jarak dengan pembalap di belakang semakin lebar,” jelas Schumi.
Kita lihat saja nanti jalannya seri terakhir F1 Brazil. (otosport.co.id)
Penempatan zona DRS akan mengambil jalur lurus paling panjang di Sirkuit Interlagos, Brazil. Yaitu 133 meter setelah tikungan ketiga hingga ke titik pengereman di tikungan keempat. Sementara zona deteksi akan ditempatkan tepat di tikungan kedua. Dimana pembalap punya kesempatan menambah jarak dengan pembalap di depannya agar bisa melakukan aktivasi DRS.
“Hanya akan ada 1 zona aktivasi DRS, dan saya rasa ini sudah cukup. Apalagi jalur start dan finish juga sudah menjanjikan proses susul-menyusul. Jadi kami juga tidak akan membuat proses ini jadi mudah karena akan merusak pertarungan antara pembalap,” jelas Charlie Whiting, direktur balap F1.
Penempatan zona DRS seperti ini, dimaksudkan agar pembalap yang disusul pada jalur start-finish, bisa mengambil alih kembali tempatnya di zona aktivasi DRS. Tapi Michael Schumacher ragu akan hal tersebut. Menurutnya, mobil yang bisa menyusul di garish start-finish memiliki kecepatan lebih bagus.
“Saya ragu jika mobil yang disusul di jalur start-finish bisa mengambil kembali tempatnya, meski menggunakan bantuan aktivasi DRS. Belum lagi dibantu dengan adanya tikungan ganda alias chicane yang akan membuat jarak dengan pembalap di belakang semakin lebar,” jelas Schumi.
Kita lihat saja nanti jalannya seri terakhir F1 Brazil. (otosport.co.id)