|
Jakarta - Sampai saat ini baru Franky yang berani menurunkan motor injeksi racikannya dalam balap road race. Padahal selain pemilik bengkel GT Racing sudah ada 2 tuner motor yang juga develop motor bebek injeksi untuk dijadikan pacuan balap.
Pekiong, panggilan akrab Franky, tuner yang sehari-harinya ngoprek mobil balap mendevelop motor bebek injeksi supaya kompetisi balap motor menjadi lebih ramai. "Sayang sampai saat ini ubahan yang dilakukan belum menemukan titik maksimal dan sempurna,"urainya.
Menurutnya, kekurangan pengembangan Honda Supra X 125 injeksi miliknya berada saat putaran bawah. Tenaganya kurang keluar membuat motor tak bisa langsung melesat saat keluar tikungan. Ujicoba motor diturunkan langsung di ajang kejurda di Kalimantan Barat beberapa waktu lalu. Sayang tak sampai finish karena terkendala ‘garpu' operan gigi yang patah.
Hasil ujicoba tersebut justru membuat dirinya mampu melakukan pembenahan lebih cepat. Saat ini ECU motor menggunakan Haltech PS 500 dan kemungkinan besar akan diganti. Tak hanya itu saja, nosel injektor yang masih mengandalkan milik motor dirasa kurang besar.
Tuner lain yang mengandalkan Honda Supra X 125 injeksi yakni Tomy Huang dari Bintang Racing Team. Pembuat CDI kompetisi untuk segala motor ini sudah sejak lama mengembangkan bebek injeksi. "Tapi mungkin baru serius untuk diturunkan akhir tahun 2011. Masih lama memang tapi saya mencari hal yang sempurna," ucapnya. Menurut pemilik bengkel di Cibinong, Jabar ini pengembangan yang dilakukan berjalan pelan supaya hasilnya maksimal.
Berbeda dibanding Pekiong, Tomy Huang lebih senang menggunakan ECU racikannya sendiri, karena pembuatan motor injeksi ini selain untuk mengembangkan pengapian yang ada juga untuk riset ECU motor. "Percuma cepat-cepat kita selesaikan dan ikut balap kalau hasilnya tak memenuhi harapan," serunya.
Star Motor mengandalkan Yamaha Jupiter-Z untuk mengembangkan bebek injeksi. Sama seperti Tomy, Benny Djati Utomo sang pemilik tim juga belum menurunkan motornya di ajang road race. Alasannya karena performa motor belum seperti yang diharapkan, baik secara tenaga, power band hingga catatan waktu meski develop terus dilakukan. "Kita ingin ada perbedaan mencolok antara motor karburator dengan injeksi," jujurnya.
Motor yang menggunakan ECU MoTeC ini diharapkan bisa meninggalkan motor karburator sejauh 1,5 detik, dihitung dari best time yang dicatat. Trek yang dipakai riset yakni ‘Sentul kecil’. (otosport.otomotifnet.com)
Pekiong, panggilan akrab Franky, tuner yang sehari-harinya ngoprek mobil balap mendevelop motor bebek injeksi supaya kompetisi balap motor menjadi lebih ramai. "Sayang sampai saat ini ubahan yang dilakukan belum menemukan titik maksimal dan sempurna,"urainya.
Menurutnya, kekurangan pengembangan Honda Supra X 125 injeksi miliknya berada saat putaran bawah. Tenaganya kurang keluar membuat motor tak bisa langsung melesat saat keluar tikungan. Ujicoba motor diturunkan langsung di ajang kejurda di Kalimantan Barat beberapa waktu lalu. Sayang tak sampai finish karena terkendala ‘garpu' operan gigi yang patah.
Hasil ujicoba tersebut justru membuat dirinya mampu melakukan pembenahan lebih cepat. Saat ini ECU motor menggunakan Haltech PS 500 dan kemungkinan besar akan diganti. Tak hanya itu saja, nosel injektor yang masih mengandalkan milik motor dirasa kurang besar.
Tuner lain yang mengandalkan Honda Supra X 125 injeksi yakni Tomy Huang dari Bintang Racing Team. Pembuat CDI kompetisi untuk segala motor ini sudah sejak lama mengembangkan bebek injeksi. "Tapi mungkin baru serius untuk diturunkan akhir tahun 2011. Masih lama memang tapi saya mencari hal yang sempurna," ucapnya. Menurut pemilik bengkel di Cibinong, Jabar ini pengembangan yang dilakukan berjalan pelan supaya hasilnya maksimal.
Berbeda dibanding Pekiong, Tomy Huang lebih senang menggunakan ECU racikannya sendiri, karena pembuatan motor injeksi ini selain untuk mengembangkan pengapian yang ada juga untuk riset ECU motor. "Percuma cepat-cepat kita selesaikan dan ikut balap kalau hasilnya tak memenuhi harapan," serunya.
Star Motor mengandalkan Yamaha Jupiter-Z untuk mengembangkan bebek injeksi. Sama seperti Tomy, Benny Djati Utomo sang pemilik tim juga belum menurunkan motornya di ajang road race. Alasannya karena performa motor belum seperti yang diharapkan, baik secara tenaga, power band hingga catatan waktu meski develop terus dilakukan. "Kita ingin ada perbedaan mencolok antara motor karburator dengan injeksi," jujurnya.
Motor yang menggunakan ECU MoTeC ini diharapkan bisa meninggalkan motor karburator sejauh 1,5 detik, dihitung dari best time yang dicatat. Trek yang dipakai riset yakni ‘Sentul kecil’. (otosport.otomotifnet.com)