Dua ATPM Picu Sinyal Kebangkitan Supersport Nasional

Editor - Senin, 18 Januari 2010 | 08:28 WIB

(Editor - )

OTOMOTIFNET - Memasuki 2010, kejuaraan supersport nasional memberi sinyal bergairah. PT Kawasaki Motor Indonesia (KMI) menyatakan minatnya untuk terjun.

Mulai dari kejuaraan lokal untuk menuju tingkat Asia. Sementara PT Yamaha Motor Kencana Indonsia (YMKI) menyiapkan akademi untuk menunjang kompetisi di segmen sport premium ini.

Akankah kejurnas supersport 2010 lebih menarik dibandingkan tahun lalu?

MASIH HIJAU

Saat ini, KMI tengah mengurus Tanda Pendaftaran Tipe (TPT) satu unit ZX-6R. Rencananya, dua unit motor berkelir putih ini sudah bisa ikutan start pertengahan tahun. “Tahun ini penjajakan dulu, pasang target baru tahun depan,” ucap Freddyanto Basuki, national sales manager KMI seraya bilang Junior Motorsport yang akan mengurus operasional tim.

Freddy, demikian ia disapa, mengungkapkan tren sport motor gede tak bisa dihindarkan. Untuk itu pihaknya menyiapkan tim walaupun target KMI sebenarnya ada di Asia, bukan kejurnas. “Karena pembalap dan mekanik Indonesia banyak yang bisa,” yakin Freddy.

Salah satu kendala yang dihadapinya saat ini yakni soal importasi motor. Aturannya dinilai masih merepotkan untuk ikut balap. Ia pun berharap motor untuk lomba diberi kemudahan untuk masuk ke dalam negeri. “IMI dan pemerintah mestinya bisa mendukung,” ucapnya.

BELI UMPAN

Persiapan juga tengah dilakukan tim Petronas Sprinta Yamaha Indonesia (PSYI) dengan merangkul M. Fadli yang menggantikan Harlan Fadhillah. Ia akan berdampingan dengan Sudarmono di tim asuhan Benny Djati Utomo tersebut. “Persiapan lainnya masih melanjutkan seperti tahun lalu,” terang Benny.

Untuk tahun ini, ia mengharapkan penyelenggaraan lebih baik dari tahun lalu yang dinilai berantakan. Berbeda dengan ikut kejuaraan FIM Asia Road Racing Championship (FARRC), menurutnya peserta bisa ikut dengan hati lega. “FARRC udah jelas regulasi dan penyelenggaraannya,” tegas Benny. 

Kerapian event ini menurutnya penting. Event yang bagus akan menawan di depan penonton. Sponsor juga akan datang jika kemasan event-nya bagus. “Untuk itu umpan harus dibeli dulu, artinya penyelenggara harus punya modal dulu. Bikin satu dua kali lomba, kalau rapi bisa dijual ke sponsor,” sarannya.

Menurut Benny, jika penyelenggaraan di tingkat nasional sehat, maka ke luar negeri akan bagus juga hasilnya. “Lha ini hadiah buat pembalap seperak dua perak aja enggak diterima. Padahal hadiah menambah semangat pembalap yang juara,” ucapnya.

HITUNG BIAYA

Denyut persiapan juga ditunjukkan tim ASH Motorsport. Empat unit Honda CBR600RR yang jadi andalan tahun lalu, bakal berganti dengan dua Yamaha R6. Eddy Syaputra, manajer tim ASH Motorsport melontarkan komentarnya seputar lomba dan harapan 2010.

Menurutnya makin banyak tim peserta maka kompetisi akan semakin bagus. Persaingan kian ketat sehingga pembinaan bisa berjalan. Adapun harapannya untuk musim 2010 yakni penyelenggaraan bisa berjalan sesuai rencana. “Kalau bisa punya regulasi yang sama dengan FARRC agar tak perlu punya dua jenis motor untuk kejurnas dan Asia,” ungkapnya.

Maklum, biaya operasional sebuah tim balap enggak kecil. Ia lantas memerinci biaya normal untuk melombakan satu pembalap yang sekitar Rp 400 juta setahun. Meliputi harga motor Rp 150 juta, enam set ban untuk enam seri Rp 30 juta (satu ban untuk dipakai sekitar 60 lap). Lalu kalau perlu latihan tinggal dikali dua, ini pun bukan untuk latihan tiap hari.

Selain itu masih ada unsur biaya lainnya, yakni latihan, bensin dan sewa angkutan. Belum lagi gaji mekanik per bulan dan kontrak pembalap yang mencapai puluhan juta rupiah. Tak heran, support pabrikan berupa motor membuat tim bisa lebih lega bernafas.

BUKAN CUMA PROMOSI

Lantas mengapa YMKI mau turun di balap yang sepi perhatian dibanding adu bebek ini? Ari Wibisono, manajer motorsport YMKI bilang kalau balapan bukan hanya sekadar aktivitas promosi. Melainkan ada juga penjenjangan. “Ngapain ke supersport, ada Doni Tata dan lainnya, ini menunjukkan kami punya penjenjangan, bukan cuma promosi,” tegas Ari. Ehmm...sahutan penjenjangan ala kompetitor ya bos?

YMKI sendiri lebih memilih mensupport ketimbang bikin tim. Ini karena pihaknya belum siap mengurus banyak hal yang dihadapi sebuah tim. Selebihnya, YMKI membuka Yamaha Racing Academy (YRA) yang mendidik main power tim balap. Adapun support yang diberikan berupa bantuan equipment (motor) dan technical (modul).

Untuk semua itu YMKI mengeluarkan biaya enggak sedikit. Sembilan motor untuk tahun ini (per unit Rp 280 juta) semuanya dibeli dengan cara normal. “Kita bayar pajak dan harus lewat jalur hijau. Kita ini pabrikan jadi enggak main-main. Makanya kalau ada fasilitas pemerintah, bagus juga itu,” tandasnya.

Penulis/Foto: Iday / Salim