Proyek ini merupakan tantangan bagi KTM, karena sebelumnya banyak pihak yang menyangsikan kemampuan trail listrik. Pasalnya tenaga dan torsi motor listrik diklaim tak akan kuat dipakai beraksi layaknya motocross dengan mesin bensin, selain itu masalah durabilitasnya masih diragukan.
Freeride E sendiri menampilkan sosok yang persis dengan versi bensinnya, yakni KTM 350 Freeride. Hal ini terlihat dari bentuk bodi dan tangki yang pipih. Semakin identik, livery putih dengan sasis dan decal oranye juga tersemat pada versi listrik ini.
Perpaduan sasis ringan dari baja dan alumunium-nya juga membuat bobotnya susut. Motor ini diklaim hanya 95 kilogram saja, lebih ringan dari motor bebek di Indonesia.
Stefan Pierer, dari KTM Sportmotorcycle AG, menjelaskan. "KTM Freeride dibutuhkan untuk langkah besar dalam dunia motor masa depan. Dengan kemampuan siap balap yang berpadu dengan sumber tenaga bebas emisi, Freeride E menjadi perspektif baru dalam dunia motorcross,” ungkapnya. (motorplus-online.com)