AKBP Pol. Arman Achdiat. Belum bisa disimpulkan kalau pelaku adalah genk motor |
OTOMOTIFNET - Perihal oknum yang ditudukan kepada genk motor di Bandung, pihak kepolisian setempat belum berani menyimpulkan. “Dari ciri-ciri pelaku seperti atribut dan motor yang dipakai bukanlah genk motor. Kasus ini masih dalam penyidikan dan pengejaran jadi belum bisa dipastikan bahwa pelaku adalah genk motor,” ujar AKBP Polisi Arman Achdiat, SIK, MSi, Kasat Reskrim Mapolwiltabes Kota Bandung.
”Karena imej negatifnya udah kadung melekat kuat. Alhasil, kelompok ini selalu saja kena tuding masyarakat. Dan itu harus segera diantisipasi dan cari solusinya” sahut Kombes Polisi Imam Budi Supeno, Kapolwitabes Bandung.
Meski begitu, pihak kepolisian Bandung menjamin keselamatan bagi wisatawan dari luar Bandung maupun mancanegara yang ingin berkunjung ke kota yang terkenal dengan FO (Factory Outlet) pakaian itu. “Pihak Kepolisian Kota Bandung sudah mengerahkan setiap harinya patroli polisi sedikitnya 4 unit mobil patroli di empat titik jembatan Pasupati dari Polwiltabes, Polresta Bandung Barat dan Polresta Bandung Tengah untuk memantau jam rawan di daerah itu,” tutur AKBP Polisi Daniel Yk, Kabag Ops Mapolwiltabes Kota Bandung.
Genk motor di Kota Bandung memang sudah lama ada. Yang sangat mencolok pertumbuhan genk motor pada pertengahan era 1980-an. Di mana mulai berkiprah di arena balapan liar. Awalnya mereka adalah klub motor yang ingin mempersatukan aspirasi para bujang Bandung untuk jadi pembalap motor dan kebanyakan anggotanya dari anak-anak di bangku SMP dan SMU.
“Awalnya genk motor ini tidak menyeramkan dan gak meresahkan masyarakat. Mereka hanya para pembalap liar yang bikin wadah seperti klub motor kebanyakan untuk jadi pembalap. Tapi supaya lebih kebule-bulean mereka nyebutnya genk motor. Tapi karena banyak klub yang tumbuh pada era itu sering terjadi cekcok antarklub ini dan menyebabkan keributan. Tapi keributan ini hanya sebatas para anak-anak genk ini. Tak sampai meluas ke masyarakat lainnya. Apalagi ada perampokan,” cerita Bn (nama disamarkan), mantan salah satu pentolan genk motor ternama di Bandung.
Tapi pada era tahun 2000-an, kata Bn, sering terjadi perampasan kendaraan bermotor pada masyarakat umum. Itu hanya oknum anak genk. Yang saya pantau pada tahun 2008 berkat usaha Kepolisian tindak kriminal ini sudah sangat jauh berkurang. Kalau zaman saya benar, kalau kita ribut motor anak genk lain kita ambil dan bukan milik orang umum,” ungkapnya.
“Padahal kalau mau dibilang banyak pembalap road race di Indonesia apalagi yang berasal dari Bandung banyak yang berasal dari sini. Tidak bisa dipungkiri bahwa genk motor ada sisi baik dan sisi buruknya. Kalau ada sisi buruknya mereka adalah oknum yang merusak nama baik klub mereka sendiri,” tutup pria yang sekarang jadi koki dikapal pesiar mewah.
Buat mengubah imej buruk itu pula, hari Sabtu lalu (12/6), kelompok bermotor Brigez, yang dikenal masyarakat sebagai genk motor, melakukan konvoi damai keliling Bandung dengan tak kurang dari 600-an unit motor, persis tengah malam.
“Jujur, kita ingin mengubah imej. Terutama buat rekan klub motor lain dan masyarakat yang ada di kota Bandung. Bahwa stigma masyarakat tentang keganasan genk motor, khususnya Brigez, tak sepenuhnya benar,” tandas M Ivan Andita, ketua Brigez sembari menegaskan Brigez mengubah haluan menjadi organisasi kepemudaan (OKP).
Bahkan, “Kini anggota kita sepenuhnya positif sebagai klub yang terdaftar di IMI Jabar. Bahkan beberapa anggota kita memiliki segudang prestasi di ajang balap roda dua dari road race, drag race, bahkan motocroos,” bangga Martin dan Ivan Octavianus dedengkot Moonreker, klub motor Bandung.
Penulis/Foto: Anto, Anton / Anton, Anto