|
OTOMOTIFNET - Buat sebagian orang, bekas luka bisa jadi kebanggaan. Malah ada juga yang menganggap, bekas luka bikin macho. Apalagi kalau sejarahnya luka terhitung heroik. Tapi buat cewek, sedahsyat apapun cerita di balik luka, tetap saja yang namanya bopeng bekas luka enggak enak dilihat. Apalagi buat lady bikers, tiap hari wara-wiri di jalan raya, potensi terluka pasti besar. Berikut triknya biar bekas lecet atau goresan aspal enggak mengurangi kemulusan kulit.
Awas Bonyok
Agar sembuh sempurna tanpa meninggalkan bekas atau keloid, luka harus dirawat sesuai jenisnya. Luka basah, ya diobati dengan cara basah. Luka kering, baru bisa memakai obat kering. Yang dimaksud luka kering, adalah luka tertutup.
Seperti memar atau luka terbakar knalpot yang tidak parah. Ini bisa diobati dengan kompresan air, agar pendarahan dalam yang mengakibatkan memar itu pulih dan tidak meninggalkan bekas membiru.
Sementara yang dimaksud luka basah, adalah luka terbuka. Ada bagian kulit yang hilang. Seperti baret atau lecet tergores aspal karena jatuh naik motor. Ini yang sangat potensial meninggalkan cacat di permukaan kulit. Salah obat, salah perlakuan sampai enggak sabaran, bisa bikin kulit jadi bopeng.
“Kalau luka basah dikasih obat kering, seperti bubuk antibiotik jadinya enggak bisa sembuh betul. Yang luar memang kering, tapi bagian dalamnya sebenarnya belum sembuh,” terang dr. Herawati, spesialis kulit.
Pulihnya luka, balik jadi mulus lagi atau meninggalkan bopeng, ditentukan sejak perawatannya. Dari waktu lukanya masih segar sampai mulai kering. Luka kering seperti baret di tangan atau kaki, paling tepat dirawat dengan kompres obat luka seperti betadin atau rivanol.
Kompresan obat dimaksudkan untuk mengeringkan luka dan membuang kotoran. Sesudah itu didiamkan aja, jangan ditutup. "Kalau ditutup jadi enggak kering-kering, lukanya malah jadi makin bonyok,” wanti bu dokter yang tiap hari berpraktik di kliniknya di Kuningan dan Blok M, Jaksel ini.
Kompres obat sudah cukup untuk membersihkan luka, jadi enggak perlu terlalu parno sama kotoran. Enggak perlu terus-terusan dibebat perban terlalu rapat, ditutupi celana panjang atau kaus kaki. Biarkan saja terbuka, agar bisa terpapar udara dan sinar matahari.
Luka juga perlu bernapas. Jangan dibungkus terus, jadi susah sembuh dan berbekas. Cukup hanya saat di luar dan buka lagi setelah berada dalam ruangan. | Luka gores, luka bakar, atau memar. Rawat sesuai jenis luka, agar sembuhnya sempurna tanpa meninggalkan bekas. |
“Luka di bagian kulit yang terbuka akan lebih cepat sembuh dibanding luka di tempat yang tertutup. Luka di wajah akan lebih cepat sembuh daripada di kaki yang ketutupan celana panjang,” lanjut wanita ramah ini.
Saat keluar rumah atau naik motor, karena banyaknya debu dan kotoran di jalan, luka boleh saja ditutup. Tapi enggak perlu terlalu rapat, selembar kain kasa sudah cukup. Begitu berada di dalam ruangan lagi, buka lagi penutupnya. Biar lukanya kembali bernapas.
Setelah mulai sembuh dan luka hampir kering, itu juga menentukan mulusnya kulit lho. Permukaan luka yang mulai kering biasanya terasa gatal, dan gampang lepas. Biarkan lepas sendiri, jangan ditetel secara paksa ya. Walaupun kadang terasa gatal.
“Kalau dibuka paksa, padahal belum waktunya, jadi menimbulkan luka baru. Sembuhnya jadi lama dan cacat jadi kayak keloid. Kalau gatal ditepuk-tepuk pelan saja, tapi jangan ditarik,” ujar dr. Herawati.
Untuk mempercepat hilangnya bekas luka, dokter yang biasa berpraktik dengan produk-produk alami ini pemakaian minyak ikan. “Pakai squalane, itu minyak dari ikan yang hidup di laut paling dalam, yang enggak kena sinar matahari. Oleskan ke bekas luka, hasilnya bagus enggak berbekas.”
Jadi, enggak perlu lagi deh, trauma atau takut kulit enggak mulus walaupun tiap hari naik motor...
Penulis/Foto: NawiTa/Dede