Eco Driving = Smart Driving

Editor - Rabu, 28 Mei 2008 | 05:35 WIB

(Editor - )


Menjaga kecepatan konstan, salah satu trik menghemat BBM

Setelah semua persiapan kendaraan rampung barulah Anda mulai mencoba mengemudi dengan cara eco driving. Yang pertama adalah dengan cara memindahkan gigi transmisi sesegera mungkin. Memindahkan gigi sesegera mungkin adalah tindakan bijak untuk mengirit penggunaan BBM. Untuk kendaraan bensin dan LPG maksimal capaian rpm adalah 2.500 sebelum dipindahkan. Sedangkan pada mesin diesel, memindahkan gigi sebelum rpm 2.000 lebih baik.

Kedua adalah menjaga kecepatan konstan dengan cara menggunakan gigi transmisi tinggi. Analoginya begini, kendaraan rata-rata akan memerlukan 5 PK pada kecepatan konstan di 50 km/jam. Lebih kurang 25 PK pada kecepatan 120 km/jam (tenaga yang diperlukan semakin meningkat seiring dengan kecepatan kendaraan). Sisa tenaga yang ada pada mesin akan terpakai untuk akselerasi-akselerasi yang dilakukan si pengemudi. Keuntungan positif lain yang dapat diperoleh adalah emisi gas buang rendah, keamanan, umur pakai komponen, kelancaran lalu lintas dan kenyamanan.

Ketiga adalah gigi tinggi dan rpm rendah. Opini yang berpendapat bahwa pedal gas berhubungan dengan konsumsi bahan bakar tidak seluruhnya benar. Khususnya pada mesin-mesin bensin. Pada dasarnya hanya mengakibatkan momen putar pada mesin. Jumlah pemakaian bahan bakar dipengaruhi dari beban kerja mesin itu sendiri. Semakin kecil tenaga yang dihasilkan oleh mesin semakin kecil pemakaian bahan bakar.

Tenaga yang dibutuhkan untuk mendapatkan kecepatan konstan jelas lebih kecil dibandingkan adanya akselerasi-akselerasi. Gigi tinggi dapat saja digunakan pada kecepatan rendah tanpa khawatir adanya kerusakan (pada range 2.500 – 2.800 rpm pada mesin bensin) dengan cara ini akan menghemat konsumsi bahan bakar tanpa merusak mesin.

Keempat adalah antisipasi arus lalulintas. Untuk mendapatkan kecepatan konstan sangat penting mengantisipasi situasi traffic di sekeliling. Banyak situasi yang dapat diketahui (dilihat dan dimengerti) dari jauh sebelumnya. Ini memberikan kesempatan kepada si pengemudi untuk merencanakan tindakan apa yang harus dilakukannya, dengan demikian akselerasi dan pengereman yang tidak perlu dapat dengan mudah dihindarkan.

Kelima adalah melakukan perlambatan dengan halus. Mobil-mobil yang dibuat diatas tahun 2000 umumnya dilengkapi dengan sistim injeksi elektronik yang memiliki fuel cut off. Yaitu kemampuan memutuskan supply bahan bakar keruang mesin saat melakukan perlambatan (engine brake).

Keuntungannya, seorang pengemudi dapat mengangkat pedal gas setiap saat perlambatan tanpa terlalu banyak dibantu dengan pengereman pada roda-roda. Sedangkan pada kendaraan yang menggunakan karburator tanpa eletronik fuel cut off, akan sama konsumsinya saat engine braking dan saat mesin idling. Akan tetapi mengangkat pedal gas secara halus dan menghindari pengereman tajam juga membuat kendaraan menjadi lebih ekonomis.

Penulis: Uda/Foto:  Reza
Narasumber : Jusri Pulubuhu (Road Safety Consultant & Defensive Driving Training Operator) JDCC – Crash Free International.