Teknik Betot Gas dan Injek Rem

Editor - Selasa, 27 Mei 2008 | 11:31 WIB

(Editor - )

Setelah pengendara siap dengan atribut dan motornya yang tentu harus sehat juga, sekarang ayo berkendara. Namanya naik motor pasti tak lebih dari gas dan rem yang kita mainkan. Tapi untuk berkendara dengan irit enggak boleh sembarangan. Ada beberapa perlakuan yang harus ditaati.

1. Tahan Gas Di Setengah Torsi Maksimum
Sebelumnya harus tahu spek motor yang dipakai. Biasanya dibrosur saat membeli motor atau di buku petunjuk penggunaan motor ada spek torsi maksimum. Ambil contoh Honda Tiger, torsi maksimum ada di putaran 7000 rpm.

“Nah, kalau bisa jangan lebih dari setengahnya, jadi main di angka 3500 sampai 4000 rpm saja. Setelah mendekati angka itu bisa langsung pindah gigi,” yakin Anggono Iriawan, Manager Safety Riding Promotion, PT Astra Honda Motor (AHM) yang sering mempraktekan perilaku ini pada Honda Tigernya.

Lalu gimana kalau nggak ada takometer untuk melihat putaran mesin? “Langsung rasakan saja, yang penting mesin jangn terlalu berteriak,” tambah Anggono.

2. Jangan Sentak Gas
Jangan buka gas langsung besar, idealnya diurut berlahan sambil dirasakan kenaikan akselasi yang terjadi. Apalagi pada skutik, kalau langsung digas dalam justru jalan ditempat. Lebih baik diurut perlahan.

3. Hindari Setelan Stasioner Terlalu Kecil
Maunya irit maka putaran stasioner dibuat kecil. Justru perilaku ini salah dan malah bikin boros. Kok bisa? Jelas bisa, saat berhenti di perempatan atau terjebak macet. Biker justru cenderung membuka gas atau malah memblayer menjaga agar mesin enggak mati. Akhirnya malah jadi boros.

4. Menjaga Gas Agar Tetap Konstan
Cukup sulit memang apalagi di saat macet. Tapi jika ini bisa diterapkan tentunya akan menghemat bensin lumayan banyak.

5. Dominan Rem Depan
Ubah kebiasaan terlalu banyak menggunakan rem belakang. Idealnya 60% depan dan 40% belakang. Logikanya dengan menggunakan rem depan otomatis secara reflek tangan akan ikut mengurangi gas.

“Sedang jika menggunakan rem belakang, putaran mesin cenderung tetap tinggi karena kita sering lupa mengurangi gas padahal motor tertahan oleh rem. Inilah yang membuat boros,” ungkap Anggono.

6. Kurangi Gigi Bertahap
Jangan biasakan mengurangi gigi terlalu cepat. Karena saat putaran mesin masih tinggi jika rasio gigi dipindah ke perbandingan yang lebih ringan (misal, dari 3 ke 2). Maka putaran mesin akan teriak makin tinggi lagi.

Hal seperti ini yang membuat konsumsi bahan bakar makin deras. Baiknya kurangi gigi saat putaran mesin sudah rendah jadi efek deselerasi yang terjadi tidak terlalu besar dan boros bensin.

Penulis: Popo/Foto: Salim