Jakarta – Teknologi Skyactiv saat ini digadang-gadang menjadi salah satu langkah besar Mazda dalam hal pengembangan kecanggihan mesin, efisiensi dan ramah lingkungan.
Demi membuktikan hal tersebut, PT. Mazda Motor Indonesia (MMI) menggelar turing ramah lingkungan yang bertajuk E-Halt Challenge with SkyactivTechnology kepada rekan-rekan media otomotif nasional dengan melintasi Pulau Jawa dan Bali.
Seluruh awak media diberikan kesempatan untuk menguji keiritan teknologi Skyactiv-G yang tertanam di CX-5. Rute yang ditunjuk yakni berangkat dari Shell Gatot Subroto, Jakarta Selatan sampai Bali. Lucunya, mobil dinilai dari jarak mogoknya paling jauh.
Yup, dalam E-Halt Challenge, efisiensi bahan bakar diuji dengan metode mengukur jarak tempuh mobil dari posisi bensin penuh sebanyak 56 liter hingga kosong atau mobil benar-benar mogok. Wuih, apes tuh kalau mogoknya serombongan di tengah jalan. Bakal bikin macet cuy. Hehehe
"Kami ingin membuktikan sendiri sekaligus ingin mematahkan bahwa mobil SUV yang dikenal boros itu ternyata bisa irit. Dengan teknologi Skyactiv ini CX-5 yang memiliki berat lebih dari 1 ton ternyata bisa irit," tutur Manager Markerting PT. Mazda Motor Indonesia (MMI) Astrid Ariani Wijana pada Senin (4/2).
Dirinya menyatakan percaya dengan teknologi Skyactiv ini mobil Mazda terutama di CX-5 bisa mematahkan anggapan kalau mobil SUV itu boros.
"Kami sendiri percaya dengan teknologi ini. Dengan adanya acara ini kami ingin mengomunikasikan lebih dalam kepada masyarakat kalau teknologi Skyactiv Mazda itu irit dan ramah lingkungan," tandasnya.
Acara ini diikuti sebanyak 15 awak media otomotif nasional dari berbagai media diberikan kesempatan mengemudi mobil SUV CX-5 yang telah menganut mesin berteknologi Skyactiv-D 2.0 liter bertenaga 155 dk. (mobil.otomotifnet.com)
Demi membuktikan hal tersebut, PT. Mazda Motor Indonesia (MMI) menggelar turing ramah lingkungan yang bertajuk E-Halt Challenge with SkyactivTechnology kepada rekan-rekan media otomotif nasional dengan melintasi Pulau Jawa dan Bali.
Seluruh awak media diberikan kesempatan untuk menguji keiritan teknologi Skyactiv-G yang tertanam di CX-5. Rute yang ditunjuk yakni berangkat dari Shell Gatot Subroto, Jakarta Selatan sampai Bali. Lucunya, mobil dinilai dari jarak mogoknya paling jauh.
Yup, dalam E-Halt Challenge, efisiensi bahan bakar diuji dengan metode mengukur jarak tempuh mobil dari posisi bensin penuh sebanyak 56 liter hingga kosong atau mobil benar-benar mogok. Wuih, apes tuh kalau mogoknya serombongan di tengah jalan. Bakal bikin macet cuy. Hehehe
"Kami ingin membuktikan sendiri sekaligus ingin mematahkan bahwa mobil SUV yang dikenal boros itu ternyata bisa irit. Dengan teknologi Skyactiv ini CX-5 yang memiliki berat lebih dari 1 ton ternyata bisa irit," tutur Manager Markerting PT. Mazda Motor Indonesia (MMI) Astrid Ariani Wijana pada Senin (4/2).
Dirinya menyatakan percaya dengan teknologi Skyactiv ini mobil Mazda terutama di CX-5 bisa mematahkan anggapan kalau mobil SUV itu boros.
"Kami sendiri percaya dengan teknologi ini. Dengan adanya acara ini kami ingin mengomunikasikan lebih dalam kepada masyarakat kalau teknologi Skyactiv Mazda itu irit dan ramah lingkungan," tandasnya.
Acara ini diikuti sebanyak 15 awak media otomotif nasional dari berbagai media diberikan kesempatan mengemudi mobil SUV CX-5 yang telah menganut mesin berteknologi Skyactiv-D 2.0 liter bertenaga 155 dk. (mobil.otomotifnet.com)