“Dana yang dihabiskan untuk penelitian dan pengembangan ini kira-kira mencapai Rp 500 juta. Dan ongkos paling mahal terdapat pada pembelian baterai berjenis lithium polimer berdaya 10 kWh,” ungkap dosen ITS, M. Nur Yuniarto saat dihubungi Jumat (25/1).
Selain itu, banyaknya biaya yang dikeluarkan juga terdapat pada pengembangan mobil itu sendiri. “Karena banyak komponen mobil yang mengalami proses trial and error. Sehingga jika saat pemasangan tidak cocok, ya terpaksa ganti. Ini juga memakan banyak biaya,” papar Nur.
Mobil listrik karya ITS nantinya akan bersosok hatchback dengan desain sporty khas anak muda. Nantinya mobil tersebut akan dikenalkan didepan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, M. Nuh pada Sabtu (26/1) di kampus ITS Sukolilo, Surabaya.
Sebelumnya kampus ITS dikenal sebagai prototip mobil irit berjuluk Sapu Angin yang bertanding di ajang adu irit Eco Marathon Asia. Bahkan beberapa kali mobil ini mendapat juara di ajang tersebut. (mobil.otomotifnet.com)