Honda Masih Ragu 2 Tahun Cukup untuk Lokalisasi Hybrid

Kamis, 21 Juni 2012 | 12:09 WIB


Jakarta - Indonesia sepertinya sedang keranjingan mobil hybrid. Ya, mobil bermesin ganda tersebut sedang gencar-gencarnya dibicarakan, bahkan sampai pada tataran pemerintah.

Semuanya, baik produsen, pemerintah, sampai masyarakat calon pemakai mobil hybrid sepakat pada satu hal; Harga mobil hybrid masih mahal untuk dipasarkan, karenanya bagaimana caranya agar bisa lebih murah!

Ya, berhembus angin segar, kalau pemerintah sebentar lagi akan mengeluarkan insentif khusus yang berujung pada harga jual yang lebih terjangkau untuk produsen yang mau memasarkan mobil ramah lingkungan termasuk hybrid, tentu dengan syarat.

Jadi, produsen yang menerima insentif kedepannya harus punya fasilitas perakitan aktif di Indonesia, beserta tambahan investasi baru. Strateginya, dalam dua tahun ini, mereka diberikan kesempatan untuk menjual mobil hybrid dengan insentif.

Jika dalam dua tahun ATPM tersebut belum juga menjalankan lokalisasi, maka kontrak antara ATPM dan pemeritah ini akan memaksa ATPM untuk mengganti insentif pajak yang sudah diberikan selama periode 2 tahun impor CBU.

Nah, sejauh ini baru Toyota yang menyatakan kesiapannya. Sementara itu, Honda yang juga menyatakan siap untuk memasarkan mobil hybrid, tapi masih ragu soal kesiapannya untuk lokalisasi mobil hybrid di Indonesia hanya dalam waktu 2 tahun tersebut.

"Kalau untuk memasarkan kita sangat siap dan senang dengan adanya insentif untuk mobil hybrid. Tapi kalau membicarakan lokalisasi saat ini, rasanya belum realistis dalam waktu dua tahun," bilang Direktur Marketing dan Layanan Purna Jual Honda Prospect Motor, Jonfis Fandy. 

Jonfis melanjutkan, sebaiknya memang dibiarkan berjalan dulu, baru dilihat kondisinya nanti seperti apa, "Kalau memang belum realistis, kan tidak ada salahnya diperpanjang atau bagaimana lah, sesuai dengan kondisi nantinya," tambahnya. (mobil.otomotifnet.com)