|
Bukan diburu lantaran banyak utang, tetapi hasil kreativitasnya dari bahan fiberglass yang membuat bengkelnya selalu dipenuhi order.
Mulai dari rumah makan, ATPM hingga pelaku olahraga otomotif di tanah air, sampai-sampai ia kewalahan terima pesanan.
Elastis
Mengaku hanya tamat STM, kemudian hijrah dari tanah kelahiran di Wonosari, Yogyakarta pada 1989, sebenarnya Supri tak punya bekal teknik dalam urusan membuat fiber.
Keahlian dalam mengolah fiberglass didapat ketika ia bekerja kepada seseorang di kawasan Pondok Aren yang pernah menimba ilmu di Jerman dan hobi membuat bodi mobil.
Selama 3 tahun ia diajari sampai bisa, mengenai bahan fiber, ketebalan serta proses pengerjaan. Kemudian dapat tawaran kerja di bengkel otomotif yang bergerak di bidang body kit, body repair, custom fine. Sayang, kantor ini bubar.
Namun rezekinya belum putus. Ia dapat order dari ATPM Suzuki mengerjakan body kit APV, Karimun Estilo dan SX4. Juga Hyundai H1. Ia membuat bumper depan-belakang, side skirt, door panel dan banyak lagi.
"Kalau Proton, saya menangani Exora untuk pameran IIMS 2010. Tak hanya body kit, saya juga bikin sekat antara pengemudi dan penumpang, dikasih tv di tengahnya 27 inci, ada footrest, kulkas dan meja," kenang bapak satu anak ini.
Kini ia menangani order mobil buat off-road, drifting, turing dan drag race. Seperti pesanan bos bengkel KS Nusa, Kemal Agusmula Bachrie yang akrab main di off-road, Rifat Sungkar untuk Toyota Levin yang dipakainya di drifting.
Supri memiliki ramuan sendiri yang beda dari perajin fiber lainnya. Menurutnya, bahan fiber untuk otomotif dipisah lagi. Seperti mobil off-road fibernya elastis. Atau sepatbor motor motocross, jadi kalau sedang main lalu jatuh, enggak perlu diganti karena sepatbornya bisa lentur.
"Kebanyakan pemain fiber lain bikin, yang penting dapat duit, tetapi umur barangnya sebentar. Pelatnya juga tebal dan berat. Keunggulan bikinan saya, kalau kena tabrak enggak perlu diperbaiki karena pakai bahan khusus. Juga bobotnya ringan," jelas pria kelahiran 1976.
Kebanyakan orang lain pakai seratnya dari Cina dan resinnya non-standar. Sementara ia pakai seratnya minimal buatan Taiwan, resin dari Jepang.
Selain mobil, Supri pernah menggarap motor sekitar 2-3 tahun lalu. Misal model fairing atau tutup mesin, tetapi ia kesal karena banyak yang meniru dengan mutu rendah dan harga lebih murah. Cetakan berbagai model motor sebanyak satu truk akhirnya diserahkan ke temannya. Ia beralih ke roda empat dan custom (motor Harley-Davidson) dengan alasan kalau motor ini sulit ditiru karena harus presisi.
Tak hanya otomotif, ia juga pernah membuat model binatang laut untuk rumah makan, seperti lobster, kepiting, udang dan sebagainya. Wujudnya mirip aslinya.
Hanya memiliki 5 pekerja termasuk dirinya, ia mengaku kewalahan banyak order dan cetakan di bengkelnya yang seluas hanya 100 meter. Bengkelnya di Jurangmangu, selain tempat produksi, juga menyimpa hasil cetakan (moulding). "Kalau ada moulding yang sudah jarang permintaannya, saya taruh di tempat lain," tuturnya.
Untuk ongkosnya tergantung barang yang akan dibuat, seperti pintu mobil dikenai Rp 2,5 juta. Tetapi ia juga sering memberi diskon.
Karya Supri dapat dijumpai di beberapa kontes atau pameran mobil. Jadi kalau lihat ada lobster imitasi atau mobil berbodi fiber, bisa jadi itu bikinannya. (mobil.otomotifnet.com)
SF Fiberglass Otomotif Jurangmangu Barat Tangerang Selatan 0817-745406