|
Kemudian, Toyota lewat PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia juga akan menaikkan kapasitas produksi pabriknya di Cikarang menjadi 140 ribu unit/tahun, kini giliran Nissan Motor Co, Ltd yang juga akan mengatrol kapasitas pabriknya sehingga bisa memroduksi 100 ribu unit mobil per tahun.
Penambahan itu, bukan tanpa alasan. Menurut Toshiyuki Shiga, COO Nissan Motor Co., Ltd, di kawasan ASEAN, Indonesia memang merupakan salah satu pasar yang potensial untuk digarap.
Maklum, dengan penduduk total mencapai 230 juta jiwa dengan pertumbuhan ekonomi yang baik, merupakan pasar yang menggiurkan ketimbang negara tetangga lain.
Atas niatan itu, Nissan dikabarkan tengah mempersiapkan investasi baru sebesar 20 juta dollar AS untuk memperluas pabriknya di Cikarang.
Lebih detail, bagaimana Nissan berhasrat menggempur pasar Indonesia, berikut wawancara OTOMOTIF dengan Toshiyuki Shiga, orang nomor 2 di Nissan Motor Co. Ltd, sesaat sebelum peluncuran Nissan Juke, Rabu (1/6).
Sejak 1987, Anda sudah berkecimpung di Indonesia. Bagaimana Anda melihat industri otomotif di Indonesia kini dibanding masa lalu?
Sejak pertama saya datang ke sini tahun 1987, yaitu 25 tahun lalu, saat itu saya menyadari kalau Indonesia adalah negara yang potensial. Indonesia punya orang-orang yang baik dan disiplin. Selain itu, Indonesia juga didukung sumber daya alam yang banyak. Saya sudah menduga, kalau ke depannya, Indonesia akan punya potensi yang bagus buat industri otomotif.
Saat ini, saya sangat senang dengan iklim di Indonesia. Secara politik, kini juga stabil. Secara ekonomi juga tumbuh bagus. Semakin potensial sebagai negara berkembang. Saya senang dengan perkembangan ekonominya.
Mengapa Nissan mengembangkan Research & Development di Indonesia. Karena kebanyakan pabrikan otomotif lebih memilih Thailand ketimbang Indonesia?
Iya. Bagi Nissan, yang penting adalah memenuhi apa yang dibutuhkan oleh pelanggan kami. Adanya R & D Center di sini juga dalam rangka memenuhi kebutuhan itu. Selain itu, R & D Center juga bisa mengembangkan kemitraan dan meningkatkan pemakaian komponen lokal Indonesia. Hal lain yang juga penting, dengan penempatan R & D Center Nissan di Indonesia juga bisa mempercepat proses pengambilan keputusan untuk segala hal yang berkenaan dengan produk dan komponen. Disamping itu, adanya lembaga ini juga bisa mendukung supplier lokal untuk Nissan yang merupakan nilai lebih buat supplier itu.
Karena, Nissan juga punya ambisi untuk memperbesar pasarnya. Untuk itu, kami memang perlu meningkatkan kualitas dari produk kami. Dengan begitu, penempatan R & D Center juga bisa merespon dengan cepat kualitas seperti apa yang dibutuhkan oleh pelanggan kami jika terjadi masalah. Feed back yang kami terima pun juga semakin cepat.
Sudah dimulai?
R & D sudah dimulai di Indonesia sejak April 2011 lalu.
(Takayuki Kimura, President Direktur PT Nissan Motor Indonesia menambahkan. Untuk lokasinya sudah ditempatkan bersamaan di pabrik perakitan Nissan di Cikarang, Jabar).
Nantinya, pada setiap negara juga akan kita tempatkan R&D. Ini berguna untuk mengedepankan penggunaan komponen lokal di negara tersebut. Seperti di Thailand, India dan beberapa negara lain.
Apa berarti nantinya di setiap negara akan ada mobil yang desain dan penggunaan disesuaikan di negara tersebut?
Untuk menciptakan mobil yang unik sesuai dengan negara-negara tempat produksinya mobil itu, memang sebuah tantangan yang menarik. Tetapi, itu sangat tidak ekonomis. Biayanya terbilang tidak sedikit, sehingga hampir tidak mungkin untuk dibuat seperti itu.
Kebijakan dari Nissan adalah mengedepankan peran industri lokal. Maksudnya, untuk memproduksi sebuah mobil, tidak hanya pemakaian komponen lokal yang dilakukan, tetapi juga man powernya. (Di PT Nissan Motor Indonesia, ekspatriat Jepang hanya tiga orang).
Jadi kami juga akan menggunakan tenaga ahli dari Indonesia. Untuk awalnya tenaga ahli itu kami datangkan dari Jepang, tetapi lambat laun tenaga ahli dari Indonesia akan semakin banyak. Kita training dulu, setelah mahir kemudian tenaga ahlinya dari Indonesia. Itulah mengapa R &D juga menjadi hal penting.
Tidak hanya berlaku di Indonesia, tetapi juga di negara-negara lain yang ada produksi Nissannya.
Kalau Toyota punya proyek Innovative Multipurpose Vehicle (IMV) , apa yang dimiliki Nissan?
Pada dasarnya kita juga punya konsep proyek serupa. Kalau Toyota menyebutnya dengan IMV Project, kami punya global compact car. Secara prinsip mirip, yaitu satu platform yang dipakai untuk beberapa model. Hanya, tampilan luarnya yang berbeda. Persis seperti Toyota yang memakai satu platform untuk beberapa model. Tidak hanya Innova tetapi ada pikapnya yang dinamai Hilux.
Begitupun kita, misalnya tahun lalu sudah meluncurkan Nissan March di Indonesia untuk pasar lokal. Di Thailand juga untuk kemudian diekspor ke negara lain. Begitpun di India yang dijual juga untuk pasar Eropa.
Bukan cuma March, Nissan juga nanti mengeluarkan model-model lain yang sumber daya dan komponennya akan diambil dari lokal negara itu. dengan kata lain, produksi mobil-mobilnya akan mengambil komponen lokal lebih banyak.
Soal investasi, banyak produsen otomotif yang mulai menanamkan investasi di sini. Bagaimana dengan Nissan?
Sekarang kita juga mulai menaikkan kapasitas produksi mobil di pabrik Cikarang. Ini tergantung dari performa Nissan Indonesia,apakah bisa mencapai 100 ribu unit. Tetapi yang pasti produksi di Indonesia sudah naik jadi 41 ribu unit. Hingga kini penjualan sudah mencapai 42 ribu unit.
Secara umum, penambahan kapasitas produksi memang sesuai dengan ambisi Nissan untuk terus meningkatkan penjualannya. Paling tidak, pada tahun 2013 nanti bisa mencapai 10% dari penjualan nasional Indonesia.
Pada tahun 2013 nanti, Nissan akan menaikkan kapasitas produksi pabrik di Cikarang hingga 100 ribu unit, produk apa saja sih yang akan dibuat di sini untuk mencapai kapasitas produksi itu?
Hahahaha...mohon maaf, berkaitan dengan produk apa yang akan diluncurkan, kami belum bisa mengatakannya. Hal itu merupakan bagian dari strategi produk dari Nissan.
Tetapi, yang pasti saat ini kami sudah mengeluarkan Nissan Juke. Untuk ke depannya, akan ada produk yang atraktif, tunggu saja.
Di Indonesia ada Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang merajai pasar dalam negeri. Apa yang dimiliki Nissan untuk bermain di kelas ini?
Memang betul, kelas Avanza dan Xenia besar di sini, tetapi sekali lagi, ini menyangkut strategi produk kami, jadi belum bisa diungkapkan.
Apakah ini berarti memang benar kalau Anda ingin memproduksi Baby Serena (NV200) di sini? (Baca NV 2000: Pesaing Avanza di 2013)
Hahaha...belum bisa diungkapkan.
Pemerintah Indonesia akan segera mengeluarkan peraturan soal keringangan mobil Low Cost and Green, bagaimana tanggapan Anda?
Kita sangat tertarik dan ini bagus. Sebab, saat ini pendapat masyarakat Indoensia kan sedang naik, sementara harga mobil cenderung semakin lama semakin turun. Ini adalah dua keuntungan bagi industri otomotif.
Makanya kalau program ini akan mengurangi pajak, itu bagus bisa berpengaruh pada harga jual.
Walau begitu, bukan sekadar persoalan harga. Adanya insentif untuk mobil murah dan ‘hijau’ itu juga bagus buat lingkungan. Harga bahan bakar makin lama menjadi isu yang tidak boleh dihilangkan. Artinya isu lingkungan juga penting dipikirkan.
Di Jepang, Nissan melakukan kerjasama membuat mobil kecil dengan Mitsubishi, apakah nantinya juga akan dipasarkan di negara lain?
Untuk fase pertama, kerjasama ini memang diperuntukkan bagi pasar mobil di Jepang. Soalnya, mobil kecil juga menjadi populer di Jepang sejak harga energi tidak bisa diprediksi lagi.
Tetapi, kalau pasarnya memang berkembang, bukan tidak mungkin kami juga akan membuatnya di luar Jepang. (mobil.otomotifnet.com)