JAKARTA - Kejadian meninggalnya satu keluarga dalam sebuah MPV Toyota Kijang Innova beberapa minggu silam memang cukup mengejutkan. Duka mendalam kami haturkan bagi keluarga besar pasangan Juduanson Munthe dan Derky. Terlepas dari penyebab utama kecelakaan ini, ada baiknya meninjau kondisi kendaraan kita akan potensi masuknya gas CO ke dalam kabin.
Tidak ditemukan gas CO baik saat mobil diam maupun jalan dengan alat MSA Alstair 5
Menanggapi hal ini, PT. Toyota Astra Motor (TAM) dengan cepat kontak dengan redaksi untuk menelusuri kemungkinan masuknya gas CO ke dalam kabin mobil. "Mari kita lihat bareng Toyota Kijang Innova yang sudah kami siapkan ini," ujar Rouli Sijabat, head of marketing public relation TAM yang mengundang ke pusat pelatihan TAM di Sunter, Jaktim.
Kemudian dijelaskan oleh Iwan Abdurahman, technical department TAM mengenai kemungkinan jalur masuk udara luar ke dalam kabin mobil. "Udara luar bisa masuk melalui sistem AC. Selain mode resirkulasi, juga ada mode fresh air," bilang Iwan, sapaan karibnya.
Toyota Kijang Innova memiliki fitur ini pada sistem AC-nya. Jadi, ada dua setelan yang bisa dipilih lewat kenop di tengah dasbor. Kalau pilih resirkulasi, udara di dalam kabin diisap blower AC dari bawah dasbor dan diembuskan kembali. Sedangkan untuk mode fresh air, katup di blower akan membuka jalur dari depan kabin.
Nah, jalur udara luar dari depan mobil, masuk dari kisi-kisi di bawah kaca depan sebelah kiri. "Fresh air ini lebih untuk kesehatan, karena kalau berkendara lama, oksigen akan berkurang. Jadi, disarankan untuk membuka kenop fresh air ini," tandasnya.
Pada mobil lain, sistemnya mungkin serupa, hanya beda desain dan posisi komponen saja. Termasuk blower evaporator AC ganda. Pada Innova, blowernya ada di pojok kanan belakang mobil. "Untuk blower belakang, tidak ada mode fresh air. Sehingga hanya mengisap udara dalam kabin dari lubang seat belt belakang," jelas Iwan dengan logat khas Sunda.
Jadi, bukaan yang memungkinkan udara luar masuk di sistem AC hanya pada saluran fresh air pada evaporator depan. "Memang ada lubang-lubang lain, seperti pada handel pintu. Tetapi kecil sekali, ya," tambahnya. Beberapa lubang lain, misalnya katup one way pada lubang ventilasi belakang. Katup satu arah ini hanya berfungsi melepas tekanan berlebih pada kabin, misalnya ketika tutup pintu.
Blower belakang mengambil udara dari lubang seat belt kanan belakang(kiri). Saluran udara segar Innova ada di bawah kaca depan(kanan).
Mengilangkan penasaran, pengukuran akan hadirnya gas CO pun diukur pada Innova yang berumur sekitar lima bulan itu. Apakah mungkin gas CO hadir pada kabin mobil yang masih anyar? Tim technical department TAM pun membantu pengukuran dengan gas detector MSA Altair 5 yang mampu membaca kehadiran gas CO dengan sensor alarm peringatan yang mulai menyala pada 15 ppm.
Mobil diparkir di dalam bengkel, ruang yang cukup besar. Pengukuran langsung di dekat knalpot saat mesin hidup, terdeteksi gas CO di atas ambang batas. Namun dengan jarak 1 meter dari knalpot, hasil pengukuran turun jadi 15 ppm. Bagaimana dengan kabin?
Alat pun dikalibrasi ulang dan pengukuran menunjukkan 0 ppm. Kemudian ditaruh di kabin, antara jok tengah dan belakang. Mesin dihidupkan, AC juga aktif dan dipilih sirkulasi alias tertutup dari udara luar. Kemudian mobil didiamkan hidup selama 15 menit.
Hasilnya, tidak terdeteksi gas CO di dalam kabin. Pembacaan dari alat MSA Alstair 5, tercatat gas CO 0 ppm. Pun demikian ketika mobil dijalankan dengan isi delapan orang. Menempuh rute cukup lancar maupun macet. Ternyata pembacaan CO pun masih nihil.
Jadi, buat kendaraan anyar dengan kondisi standar, kabin masih kedap dan cukup aman dari penyusupan gas CO. "Kalau kualitas busi, saringan udara, oli dan lainnya menurun, maka gas buang bisa memburuk juga. Dengan melakukan perawatan berkala, kondisi gas buang bisa bagus kembali," saran Iwan. (mobil.otomotifnet.com)
Tidak ditemukan gas CO baik saat mobil diam maupun jalan dengan alat MSA Alstair 5
Kemudian dijelaskan oleh Iwan Abdurahman, technical department TAM mengenai kemungkinan jalur masuk udara luar ke dalam kabin mobil. "Udara luar bisa masuk melalui sistem AC. Selain mode resirkulasi, juga ada mode fresh air," bilang Iwan, sapaan karibnya.
Toyota Kijang Innova memiliki fitur ini pada sistem AC-nya. Jadi, ada dua setelan yang bisa dipilih lewat kenop di tengah dasbor. Kalau pilih resirkulasi, udara di dalam kabin diisap blower AC dari bawah dasbor dan diembuskan kembali. Sedangkan untuk mode fresh air, katup di blower akan membuka jalur dari depan kabin.
Nah, jalur udara luar dari depan mobil, masuk dari kisi-kisi di bawah kaca depan sebelah kiri. "Fresh air ini lebih untuk kesehatan, karena kalau berkendara lama, oksigen akan berkurang. Jadi, disarankan untuk membuka kenop fresh air ini," tandasnya.
Pada mobil lain, sistemnya mungkin serupa, hanya beda desain dan posisi komponen saja. Termasuk blower evaporator AC ganda. Pada Innova, blowernya ada di pojok kanan belakang mobil. "Untuk blower belakang, tidak ada mode fresh air. Sehingga hanya mengisap udara dalam kabin dari lubang seat belt belakang," jelas Iwan dengan logat khas Sunda.
Jadi, bukaan yang memungkinkan udara luar masuk di sistem AC hanya pada saluran fresh air pada evaporator depan. "Memang ada lubang-lubang lain, seperti pada handel pintu. Tetapi kecil sekali, ya," tambahnya. Beberapa lubang lain, misalnya katup one way pada lubang ventilasi belakang. Katup satu arah ini hanya berfungsi melepas tekanan berlebih pada kabin, misalnya ketika tutup pintu.
Blower belakang mengambil udara dari lubang seat belt kanan belakang(kiri). Saluran udara segar Innova ada di bawah kaca depan(kanan).
Mobil diparkir di dalam bengkel, ruang yang cukup besar. Pengukuran langsung di dekat knalpot saat mesin hidup, terdeteksi gas CO di atas ambang batas. Namun dengan jarak 1 meter dari knalpot, hasil pengukuran turun jadi 15 ppm. Bagaimana dengan kabin?
Alat pun dikalibrasi ulang dan pengukuran menunjukkan 0 ppm. Kemudian ditaruh di kabin, antara jok tengah dan belakang. Mesin dihidupkan, AC juga aktif dan dipilih sirkulasi alias tertutup dari udara luar. Kemudian mobil didiamkan hidup selama 15 menit.
Hasilnya, tidak terdeteksi gas CO di dalam kabin. Pembacaan dari alat MSA Alstair 5, tercatat gas CO 0 ppm. Pun demikian ketika mobil dijalankan dengan isi delapan orang. Menempuh rute cukup lancar maupun macet. Ternyata pembacaan CO pun masih nihil.
Jadi, buat kendaraan anyar dengan kondisi standar, kabin masih kedap dan cukup aman dari penyusupan gas CO. "Kalau kualitas busi, saringan udara, oli dan lainnya menurun, maka gas buang bisa memburuk juga. Dengan melakukan perawatan berkala, kondisi gas buang bisa bagus kembali," saran Iwan. (mobil.otomotifnet.com)