Pertamina dan Pemerintah, Siapkan Premium Non-Subsidi

Editor - Senin, 11 Oktober 2010 | 11:13 WIB

(Editor - )


OTOMOTIFNET - Wacana soal pembatasan BBM bersubsidi belum lagi diputuskan, sudah muncul kabar lain. Seperti diberitakan salah satu situs berita, Karen Agustiawan, direktur utama PT Pertamina (Persero), sempat melontarkan kalau pihaknya siap meluncurkan bensin baru yang harganya berada di rentang Pertamax dan Premium bersubsidi.

Artinya, kalau Pertamax dijual dengan harga Rp 6.150 per liter (harga per 15/9/10) dan Premium bersubsidi Rp 4.500 per liter, bensin baru Pertamina itu bisa bermain diangka Rp 5.000-an per liter. Celah ini tentu menjadi peluang besar untuk menaikkan penjualan BBM Pertamina.

Lantas, apa nama bensin barunya itu? Nah, soal nama dan spesifikasinya, saat dihubungi Senin (27/9), Mochamad Harun, vice president communication PT Pertamina (Persero) belum banyak bersuara. “Soal itu (bensin baru, red) memang bisa menjadi peluang baru. Tetapi soal nama dan spesifikasinya belum,” sebutnya.

Namun begitu, ia menyakini, sekali lagi soal peluang memang menjanjikan. Hal ini terlihat dari adanya pembatasan BBM subsidi yang boleh disalurkan oleh Pertamina.

Berdasarkan kesepakatan DPR dan pemerintah dalam APBN-P 2010, jatah BBM yang boleh disalurkan Pertamina sebesar 36,5 juta kiloliter, yaitu Premium 21,4 juta kiloliter, solar 11,2 kiloliter dan minyak tanah 3,5 juta kiloliter. Sementara konsumsi BBM hingga bulan ini sudah mencapai 60% dari kuota yang ditetapkan. Dengan kata lain, sampai akhir tahun bisa jadi konsumsinya bakal melampaui target.

Sebab, berdasarkan prediksi Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil tahun ini melewati angka 600 ribu unit mobil baru. Indikasinya sudah terlihat dari laporan salah satu anggota Gaikindo, kalau penjualan mobil sampai Agustus 2010 ini mencapai 507.058 unit.

Dari angka itu, mobil penumpang yang dengan asumsi adalah pemakai premium, sebesar 360.453 unit. Sedangkan mobil niaga yang banyak mengonsumsi solar, sebesar 146.600 unit.

Belum lagi Asosiasi Industri Sepeda motor Indonesia (AISI) yang tahun ini menargetkan 7 juta unit untuk kendaraan roda dua. Hingga Agustus lalu, bahkan sudah mencapai angka 5 juta unit lebih yang kebanyakan juga memakai bensin Premium bersubsidi.

Alhasil, peluang pun semakin terbuka lebar untuk bermain BBM non-subsidi. Saat ini, selain Premium subsidi, Pertamina sudah memasarkan Pertamax dan Pertamax Plus untuk gasoline serta Pertamina DEX buat solarnya.

Selain itu, bisa menjadi alternatif bagi pemilik kendaraan jika tahun depan Pemerintah benar-benar membatasi pemakaian bensin bersubsidi (Premium).

Penulis/Foto: Riz / Dolok