|
Jika Niki Lauda lebih keras menentang penggunaan sayap belakang fleksibel di Formula 1 karena akan sangat memudahkan proses menyalip lawan tanpa kerja keras pembalap, lain halnya dengan Felipe Massa. Pembalap asal Brazil itu menentang penggunaan sayap belakang fleksibel atau sistem Drag Reduction Systems (DRS) untuk seri kedua di Sepang Malaysia (10/4) mendatang.
Menurut Massa, Sepang memiliki 2 jalur lurus yang cukup panjang. Jika sistem tersebut diberlakukan untuk F1 Malaysia, maka akan banyak terjadi aksi salip-menyalip antara pembalap. Kondisi ini akan merusak balapan F1 itu sendiri, karena proses salip menyalip terlalu mudah.
“Aplikasi sayap belakang fleksibel pada mobil F1 untuk seri Sepang Malaysia, sangat memudahkan salip-menyalip. Apalagi Sepang memiliki 2 jalur lurus dan panjang. Kalaupun akan tetap luluskan oleh FIA, sebaiknya pengoperasian DRS diberlakukan untuk 1 jalur lurus saja. Agar aksi saling salip tidak terlalu mudah,” beber Massa.
Saat ini para pembalap dan tim masih akan menunggu keputusan tentang penggunaan sistem tersebut. Apakah akan digunakan pada dua jalur lurus di Sepang Malaysia, ataukah hanya akan digunakan 1 saja. (otosport.co.id)
Menurut Massa, Sepang memiliki 2 jalur lurus yang cukup panjang. Jika sistem tersebut diberlakukan untuk F1 Malaysia, maka akan banyak terjadi aksi salip-menyalip antara pembalap. Kondisi ini akan merusak balapan F1 itu sendiri, karena proses salip menyalip terlalu mudah.
“Aplikasi sayap belakang fleksibel pada mobil F1 untuk seri Sepang Malaysia, sangat memudahkan salip-menyalip. Apalagi Sepang memiliki 2 jalur lurus dan panjang. Kalaupun akan tetap luluskan oleh FIA, sebaiknya pengoperasian DRS diberlakukan untuk 1 jalur lurus saja. Agar aksi saling salip tidak terlalu mudah,” beber Massa.
Saat ini para pembalap dan tim masih akan menunggu keputusan tentang penggunaan sistem tersebut. Apakah akan digunakan pada dua jalur lurus di Sepang Malaysia, ataukah hanya akan digunakan 1 saja. (otosport.co.id)