Seminar Safety Riding Bareng Siswa SMA Se-Jabotabek

Editor - Senin, 26 Oktober 2009 | 10:19 WIB

(Editor - )

OTOMOTIFNET – Apa jadinya jika lebih dari 300 siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) menjadi peserta seminar safety riding? Pastinya seru, karena berbagai pertanyaan kritis terlontar dengan lugas.

Itulah pemandangan yang terjadi Sabtu (24/10) kemarin ketika PT Wahana Makmur Sejari (WMS) selaku main Honda wilayah Jakarta Tangerang menggelar acara tersebut di SMAK 1 Penabur, Jakarta.

“Seminar safety riding ini menjadi salah satu mata acara dalam rangka Porseni SMA se-Jabotabek yang berlangsung sejak 16-24 Oktober. Selain seminar, pihak WMS juga mengenalkan cara berkendara yang benar baik lewat Honda Riding Trainer dan praktik langsung,” ujar Petty Febria Irviyanti, corporate communication officer, PT WMS.

Hadir sebagai pembicara AS Tedjo Siswodjo, Senior GM Technical Service Division PT Astra Honda Motor (AHM), Tony Purnama (Safety Riding Head, PT WMS) dan Kepala Sub Direktorat Pendidikan dan Rekayasa Lalu Lintas Polda Metro Jaya, AKBP Kanton Pinem.

Dalam presentasinya, Tedjo menyampaikan 3 faktor penyebab kecelakaan yaitu manusia, lingkungan dan kendaraan. “Dari ketiganya, hasil riset membuktikan bahwa 90% kecelakaan karena faktor manusia. Pengetahuan dan teknik berkendara yang minim, kondisi fisik serta etika dan mental yang buruk saat dijalan,” ujarnya.

Pada sesi kedua, AKBP Pinem menunjukkan data kecelakaan yang bikin para siswa mengerutkan dahi. Dalam sehari 2 orang meninggal dunia dan 7 orang cacat karena kecelakaan lalu lintas. Bahkan karena kecelakaan, banyak orang jatuh miskin.

“Makanya dalam setiap berkendara, selamat adalah tujuan utamanya. Jika jadi penumpang jadilah penumpang yang baik dengan memberhentikan kendaraan umum pada tempatnya. Dan jika sebagai pengendara, jadilah pengendara yang patuh terhadap rambu lalu lintas,” beber pria asli Sumatera Utara ini.

Pada sesi tanya jawab, terjaring beragam pertanyaan dari peserta. Ada yang menyoroti soal polisi nakal sampai penerapan undang-undang lalu lintas yang baru. Daniel dari SMAK 1 Penabur mempertanyakan soal definisi helm standar. “Silahkan pakai helm half face maupun full face, tapi yang penting pastikan talinya terikat kuat atau sampai klik,” jawab AKBP Pinem.

Melihat minat siswa SMA yang tinggi terhadap safety riding, sepertinya butuh kurikulum khusus yang membahas hal ini. “Kami sedang menggodog materi safety riding agar bisa masuk sebagai kurikulum muatan lokal di SMA,” sahut Anggono Iriawan, manager safety riding, PT AHM yang turut menghadiri acara ini.

Penulis/Foto: Zoelis