OTOMOTIFNET - Di Indonesia, kata spooring memang lebih banyak dikenal orang dibanding istilah wheel alignment. Kalau kita cari kata spooring di kamus bahasa inggris, spoor berarti ‘(bekas) jejak’. Agak kurang nyambung kalau disangkutkan dengan menyelaraskan roda mobil.
Makanya, belakang muncul istilah atau sebutan laras imbang untuk wheel alignment ini di Tanah Air. Namun, tetap saja, istilah spooring lah yang lebih populer dibanding laras imbang karena agak sulit diucap orang Indonesia. Alias, gak sesimpel diucap kata spooring.
Lantas, dari mana kata spooring itu muncul dan siapa yang menemukan dan mempopulerkannya? Berdasarkan penelusuran OTOMOTIF, kata tersebut ‘lahir’ pertama kali di jalan Tanah Abang 1, Jakpus. Dimana di jalan itu berdiri bengkel bernama Nawilis yang sudah ada sejak tahun 1963.
Adalah Peter Nawilis, pemilik bengkel Nawilis yang sampai saat ini menjadi saksi hidup kelahiran kata spooring yang ditemukan tahun 1974. “Waktu itu bapak saya (Yusuf Nawilis, red) punya teman bernama Ko Tiam Eng yang berkerja dengan bapak. Dia lah yang pertama kali menyebut kata spooring,” cerita pria kelahiran 1 Mei 1950 ini.
Ketika pertama kali alat wheel alignment hadir di bengkelnya, ketiga orang tersebut ngerasa agak kesulitan menyebut wheel alignment. “Agak susah karena terdiri dari 3 suku kata (wheel align ment),” bilang Peter.
Setelah dirembuk nyari kata yang gampang disebut dan diingat orang, tanpa disengaja kata spoor muncul dari mulut Ko Tiam Eng. “Karena dia logatnya Belanda, makanya kata spoor langsung teringat olehnya,” bilangnya.
Dalam bahasa Belanda, spoor itu berarti jalur kereta. Dan jalur kereta itu umumnya lurus (sejajar) satu sama lain. Makanya ide itu keluar untuk menggantikan istilah wheel alignment .
Biar lebih gampang lagi, kata Peter, kita tambahin aja akhiran ‘ing’ dari bahasa Inggris yang berarti kata kerja.”
Dari situlah istilah spooring itu lahir dan kemudian dipopulerkan oleh Peter sampai saat ini.
Penulis/Foto: Pj / Dok.Otomotif