Sepatu Untuk Mengemudi, Jangan Sekedar Trendi

Editor - Rabu, 19 Mei 2010 | 06:07 WIB

(Editor - )

OTOMOTIFNET - Bentuknya eye catching, enggak ketinggalan jaman, warna cantik dan matching dengan baju atau aksesori lain. Ini pertimbangan paling umum saat memilih sepatu yang akan dipakai hari ini. Tak cuma cewek, kaum adam pun sekarang meletakkan sepatu sebagai penyempurna penampilan yang penting.

Efeknya, kenyamanan kadang terabaikan, sepatu jadi tidak ramah buat kaki dan mobil. Trendi tapi bikin pegal dan merepotkan saat mengoperasikan pedal-pedal gas dan rem. Penyebabnya, alas kaki licin, kaku, atau mengganjal.

Jalan tengahnya, biasanya malah nyeker alias bertelanjang kaki. Walaupun kelihatannya praktis ini juga bahaya. Kaki yang berkeringat, jadi licin dan bisa terpeleset saat menginjak pedal-pedal. Risikonya enggak cuma kaki lecet, tapi juga mobil nyelonong.

Gunakan sepatu kulit yang lentur dan nyaman, tapi jangan biarkan kulit Anda bersentuhan langsung dengan pedal-pedal mobil. Sepatu kulit lembut dan berpori, jadi kulit tidak panas walau dibungkus sepatu. Selain itu, perhatikan juga hal berikut biar seting kaki Anda benar-benar pas.



Maksimal 3cm
Sepatu hak tinggi atau sol tebal haram hukumnya. Sepatu sol tebal seperti wedges yang landai memang nyaman buat jalan kaki, tapi ideal untuk mengemudi. Kaki jadi kehilangan feeling saat menginjak pedal gas atau rem, tinggi atau tebal maksimal 3 cm.

“Mengemudi perlu kaki yang stabil untuk menjaga keseimbangan. Hak tinggi tak stabil karena permukaan yang menapak lantai hanya tapak bagian depan dan hak yang kecil itu,” bilang Jusri Pulubuhu, instruktur safety driving dan pendiri Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC). •

Sol Menutup Tumit
Untuk mengemudi outsole atau biasa kita sebut sol sepatu, memegang peran terpenting. Bagian ini yang bersentuhan langsung dengan permukaan karpet dan pedal-pedal di mobil. Bentuk dan material outsole inilah yang membedakan sepatu untuk mengemudi dengan sepatu lainnya.

“Untuk sepatu driving, outsole belakang harus naik menutupi tumit. Gunanya, agar saat menginjak gas atau rem kaki stabil, tidak licin,” jelas Benny, marketing & development Artha Sukses Mandiri, suplier sejumlah merek sepatu di Indonesia yang spesifik untuk comfort.

Material juga penting diperhatikan, karet atau rubber adalah yang terbaik. “Paling banyak dipakai di sepatu driving karena daya cengkeramnya bagus, jadi enggak licin. Memang agak berat tapi lentur, bagus untuk syaraf-syaraf kaki sehingga tidak mudah stres, pegal atau capek,” terang pria yang menggeluti dunia sepatu sejak 14 tahun lalu ini.

Sendal Jepit

Alas kaki yang satu ini memang sangat nyaman. Lentur, fleksibel dan mengikuti bentuk kaki. Bahayanya, kalau ketemu air dan minyak seperti oli atau solar. “Sandal jepit terbuat dari material EVA, sifatnya menyerap air dan minyak. Kalau ketemu bidang datar seperti lantai atau pedal gas dan rem, jadi licin dan mudah terpeleset. Kalau karet kena gesekan lama-lama kering, kalau ini harus dijemur,” terang Benny.

Karet VS Pvc
Karena perkembangan fashion, sol sepatu dibikin dari bermacam material dan aneka model. Bukan hanya karet, tapi juga plastik, kayu, PVC, sampai PU (polyurethane). “Daya cengkeram atau kestabilannya, kalau diberi nilai dengan skala 1 sampai 10, rubber nilainya antara 9-10,” kata Benny.

Sepatu dengan alas kayu, biasanya dilapisi lagi dengan karet. Kestabilan tak perlu dikhawatirkan, tapi karena kayu keras, kelenturannya jelas kurang.

Begitu juga sepatu bersol plastik dan PVC. Bisa dikenali dari aromanya, tercium bau khas plastik dan PVC yang tajam. Kalau mau ringan, bisa pilih sepatu dengan sol PU. Bahannya ringan, berpori, gampang didaur ulang sehingga ramah lingkungan dan tidak licin. “Plastik agak licin, nilainya sekitar 3, PU nilainya sekitar 7,” lanjut Benny.

Susah mendeteksi baunya? Tes paling gampang, saat belanja gesekkan sepatu dengan permukaan licin seperti kaca atau lantai. Kalau bisa meluncur, mending cari yang lain deh.

Sepatu Olahraga

Sepatu jogging atau tennis sering dipakai sehari-hari karena nyaman dan empuk. Tapi ini tidak ideal untuk mengemudi karena kurang lentur. Idealnya permukaan atas atau upper sole sepatu mengemudi tebalnya antara 1,6-1,8mm (pria) dan 1,4-1,6mm (wanita).

“Alasnya memang tidak licin karena ada unsur rubber, tapi lebih tebal, menggurangi feeling kaki ke pedal. Sepatu olah raga juga biasanya dilapisi busa, upper sole-nya lebih tebal, bisa lebih dari 2 mm, jadi kurang lentur,” papar pria yang berkantor di Pademangan, Jakut ini.

Penulis/Foto: Nawita / Nawita