|
OTOMOTIFNET - Pukul 23.24, tanggal 30 April 2010, Teddy Christian Ismail Tobing masih sempat berkomunikasi dengan sang bunda, Juliana Pardosi. Ia belum lama lulus SMU dan baru saja mengikuti tes masuk Akademi Kepolisian dengan nilai di atas rata-rata.
Kelahiran 30 September 1991 ini mengabarkan sedang berada di daerah Tanah Kusir, Kebayoran, Jaksel, berkumpul dengan teman–temannya.
”Lewat tengah malam, sekitar pukul 1 dini hari, saya menerima telepon dari polisi bahwa anak saya kecelakaan di daerah Monas. Dalam perjalanan menuju lokasi kecelakaan, hati saya cemas, takut bercampur aduk. Belum sampai di lokasi, seorang temannya menelepon memberitahukan bahwa anak saya telah dibawa ke rumah sakit RSPAD Gatot Subroto,” kenang Juliana.
Sesampainya di rumah sakit, semua kegelisahan Juliana terjawab, “Teddy Christian Ismail Tobing telah meninggalkan kami untuk selama lamanya. Semua perasaan bercampur aduk tak karuan.”
Keluarga Teddy. Belum menemukan titik temu. |
Jalur Busway di lintasan Monsaco. Menantang tikungan, aspal bergelombang dan separator. |
Bersiap Rolling Thunder dalam kota sepanjang Monasco |
RAGU BELOK
Lintasan Monasco memang bukan tempat asing buat komunitas motor. Termasuk Teddy dan teman-temannya. Walaupun tidak secara reguler keliling Monasco, tapi Teddy sudah kenal jalur di seputar Monas tersebut.
Malam itu sehabis kopi darat, Teddy yang menunggangi Kawasaki Ninja 250 melakukan rolling thunder sepanjang Monasco.
”Mulanya selepas kongkow dengan teman–teman yang jumlahnya kurang lebih 40 motor, rangkaian kami yang berjumlah sekitar 10 motor terpisah saat di depan gambir oleh rombongan,” kata Once, teman sekumpulan motor Teddy.
Sebagian motor berbelok ke arah Monas, sementara grup Once dan Teddy berbelok ke kiri menuju Lapangan Banteng, kemudian berbelok ke arah Pasar Baru.
“Sampai di pertigaan jalan tujuan arah Bina Graha dan Pasar Baru, sebuah mobil yang tadinya berjalan lambat dari arah kanan mencoba memotong ke kiri arah Bina Graha,” lanjut Once yang juga mengendarai Kawasaki Ninja 250.
Menurut pengamatan Once, pengemudi mobil terlihat ragu–ragu untuk berbelok. Hingga saat rombongan sudah mendekat dengan mobil, barulah memberikan lampu sein ke kiri untuk berbelok.
“Saya yang ada di urutan dua dari depan masih sempat menghindar banting setir ke kiri dan kemudian menikung ke arah Pasar Baru. Namun naasnya, almarhum Teddy tak sempat meghindar,” kenang biker yang saat kejadian berada 2 motor di belakang Teddy.
Bagian belakang kanan motor Teddy tertabrak bagian kiri depan mobil sampai terjatuh dan motornya terpental menaiki trotoar tengah pemisah jalan.
“Mendengar suara benturan keras, saya pun menghentikan laju motor dan berbalik arah mendekati Teddy.
Dengan kondisi helm standar pabrikan yang pecah, diyakini almarhum menderita luka dalam akibat benturan yang sangat keras pada bagian kepala,” bilang lajang berpostur atletis ini.
Sesaat setelah kejadian, korban masih sadarkan diri walaupun dari hidungnya mengeluarkan darah. Setelah menghentikan mobil yang menabrak, Once dan kawan-kawan membawa Teddy ke rumah sakit RPAD dengan mobil yang sama.
”Sayangnya, sampai sekarang, pelaku pengendara mobil yang menabrak anak saya belum di tahan dan diproses oleh pihak kepolisian. Walaupun pihak keluarga dari si penabrak mengajak berdamai, namun hingga kini belum ada menemukan titik temu untuk semua ,” sebut Juliana.
Penulis/Foto: Uut, Nawita / Kadafi