Tren Pelek Gaya Lama, Tapi Model Baru

Editor - Kamis, 11 Februari 2010 | 18:58 WIB

(Editor - )

OTOMOTIFNET - Bicara konsep modifikasi roda dua, pastinya gak terlepas dari bagian kaki-kaki.

Tak terkecuali bagian pelek yang kerap kedatangan tren-tren baru seperti model spoke wheel (jari-jari) berukuran besar yang ngetren belakangan ini dengan sebutan jari-jari sumpit (karena diameter jari-jarinya mirip sumpit, red).

“Pengembangan pelek jari-jari ini berawal dari monotonnya model pelek-pelek palang lebar yang banyak diaplikasi. Dari situ, kecenderungan tren yang sudah pernah ada kembali memanas dan mengalami inovasi alias gaya lama model baru,” buka Topo Goedel Atmodjo dari rumah modifikasi Tauco Custom.

ENGGAK PASARAN
Selain itu, modifikator yang akrab disapa Topo itu mengatakan, “Meski tergolong hot items, namun part ini masih belum merakyat seperti halnya tren pelek lebar di skutik gaya low rider. Itu disebabkan pelek ini eksklusif dan baru akan dibuat bila ada pemesan,” tambah Topo.

Meski jari-jari, bukan berarti sang modifikator hanya konsentrasi di bagian part itu semata. Pelek ini enggak bisa dibikin sendiri-sendiri, yang artinya harus order sepaket antara teromol, pelek dan jari-jarinya.

“Bagian teromol yang terhubung ke bagian spoke dan pelek memiliki lubang drat yang besar. Artinya, struktur tersebut jelas berbeda dengan pelek jari-jari konvensional yang hanya punya satu drat di bagian ujung spoke,” urai pria yang demen disapa Charlie ini.

Lantas, “Walau bagian jari-jarinya besar, pelek ini tetap bisa disetel layaknya pelek jari-jari pada pelek bawaan standar pabrikan,” tambah Charlie.

Masalah konsep ubahan, pelek ini tidak pandang satu aliran. Dari sudut pandang Charlie, pelek yang terkenal dengan nama fat spoke di Amrik ini lebih cocok pada motor gaya old skool seperti Café Racer, Jap Style dan Brat Style.

Lain apa kata Dimas dari rumah modifikasi Dimas Motor (DM) di bilangan Karawaci, Tangerang, Banten. “Jari-jari besar lebih oke dikawinkan sama pelek lebar seperti yang kerap diaplikasi pada skutik low rider,” beber Ayah dua anak ini.

Sedangkan kata Anton, modifikator bengkel Tons Chrome pelek tersebut lebih cocok dipakai pada motor jenis sport dengan gaya semi chopper,” jelasnya.


Ukuran diameter hari-jari mulai dari 5 sampai 8 mm

Fat spoke tetap bisa di setel layaknya pelek konfesional

Warna bisa diorder sesuai keinginan

Tampil full chrome lebih elegan

BESI BEHEL
Soal bahan, masing-masing modifikator punya racikan berbeda-beda. Contoh Dimas, Ia mengandalkan campuran besi behel dan bronze ukuran 8-12 mm untuk bagian jari-jarinya.

Sedang untuk pelek, Dimas kasih pilihan ring 14 dan 17 inci dengan tampilan krom dan non-krom.

Bagaimana Topo dan Anton? Dua modifikator gaek ini hampir punya kesamaan bahan walau metode pembuatannya berbeda. Bagian jari-jari mengandalkan besi ukuran 5 mm dipadu teromol custom.

Perbedaan paling mendasar antarkeduannya justru ada di bagian pelek. Buatan Topo, pelek pakai produk aftermarket berlabel TK ukuran 2,5 inci yang dicustom ulang pada bagian lubang jari-jarinya. Sedang Tons Chrome andalkan pelek custom bawaan mobil yang lebarnya bisa dibuat sesuka hati.

Soal harga, tak dipungkiri membuat pelek model ini masih masuk kategori mahal. Karena tingkat pembuatannya lebih sulit dari jari-jari konvensional yang otomatis harga juga jauh malambung tinggi (lihat tabel).

“Belum lagi kalau di krom, harga bisa naik sampai Rp 1 jutaan,” tutup Dimas yang juga bilang kalau bawa pelek sendiri, harga pelek yang digarapnya bisa lebih murah sampai Rp 2 jutaan.

Yang penting eksklusif dan belum pasaran, kan?

Penulis/Foto: Jotos, Atenx / Jotos, Atenk