OTOMOTIFNET - Barangkali tak banyak yang memperhatikan mengapa desain mobil dari tiga benua besar produsen mobil di dunia punya tipikal khas. Mobil asal Amerika hingga kini punya karakter permukaan bodi yang lebar. Sekaligus bermesin besar pula.
Mobil buatan pabrikan Eropa dikenal punya lekukan bodi serta detail interior yang rumit. Sementara mobil dari produsen asal Jepang lama dikenal memiliki garis-garis desain yang penuh kotak dan bentuk garis lurus.
“Desainer sebuah mobil biasanya tak bisa melepaskan dirinya dari akar budaya dari mana ia berasal,” sebut Makoto Yamane.
Pria penjabat associate product chief designer Nissan Motor Co.,Ltd itu menyebut bahwa akar budaya itu juga tak bisa dipisahkan dari kondisi alam asal si desainer.
Dari situ, refleksi desain akan secara otomatis ikut mencerminkan asal-usul sang desainer mobil.
Mobil merek Amerika yang permukaan bodinya lebar juga akibat sintesa budaya dan kondisi geografis serta cuaca. “Sinar matahari di Amerika itu tinggi densitasnya, desain mobil yang lebar membuat refleksi sinar matahari juga bisa tertangkap dalam siluet desain mobil,” yakinnya.
Rentang jarak yang panjang dari umumnya jalanan di Negeri Paman Sam juga bikin akses lebar tercermin dari tipikal desain mobil-mobilnya.
“Desainer Eropa banyak dipengaruhi oleh unsur budaya pematung yang kuat perkembangannya di wilayah ini,” ujar mantan studio chief designer Nissan Design Europe ini.
Ditemui tahun lalu saat acara Nissan Design Square di Jakarta (2/12), ia contohkan desain BMW. “Penuh lekukan yang bersifat tiga dimensi,” ujar pria yang semasa di Eropa terlibat proyek Nissan Qahsqai ini.
Sementara desainer mobil Jepang, lanjutnya, piawai dalam membuat garis yang bersifat grafis. Berupa bentuk kotak, garis lurus dan kontur yang tegas.
“Ini juga tercermin dari bagaimana desainer bangunan maupun produk lainnya yang terbiasa membuat desain compact,” tutup kelahiran tahun 1965 yang juga terlibat dalam proyek Nissan GT-R itu.
Penulis/Foto: eRIE / Nissan