Yuk Bedah Sistem ATTESA ETS, Senjata Rahasia Nissan GT-R!

billy - Selasa, 10 Mei 2011 | 11:03 WIB

(billy - )


Jepang – Beberapa waktu lalu sirkuit Nurburgring, Jerman dikejutkan oleh hasil catatan waktu Nissan GT-R yang terbukti kencang. Pasalnya, meski diatas kertas kemampuannya sedikit lebih rendah, nyatanya GT-R mampu mengalahkan waktu milik Porsche 911 Turbo S di trek legendaris tersebut.

Padahal keduanya sama-sama memiliki mesin enam silinder yang bertenaga 530 dk, girboks sport ber kopling ganda dan sistem penggerak empat roda.

Bahkan bobot GT-R yang lebih berat 150 kg membuatnya harus kalah 0,2 detik dari Turbo S saat berakselerasi dari 0-100 km/jam. Tapi hasil di Nurburgring tetap berkata lain.

Tentunya, kemampuan GT-R yang dahsyat bukan karena kebetulan. Sebab Nissan menyematkan senjata rahasia berupa sistem penggerak empat roda berjuluk Advanced Total Traction Engineering System for All-Terrain (ATTESA) Electronic Torque Split (ETS) pada GT-R.

ATTESA ETS sendiri merupakan sistem yang dikembangkan sejak generasi Nissan Skyline GT-R 32 di tahun 1989 silam. Dan kini, generasi terakhir ATTESA ETS yang diaplikasi pada GT-R sedikit berbeda dengan versi sebelumnya.

Karena perangkat kali ini menggunakan dua driveshaft yang diletakan nyaris sejajar. Fungsi driveshaft pertama yang terletak di atas sistem knalpot sebagai penyalur tenaga utama dari mesin menuju ke girboks di bagian belakang, yang akan menggerakan roda belakang melalui limited slip differential (LSD).

Sedangkan fungsi driveshaft tambahan yang terletak di sebelah kanan adalah untuk menyalurkan tenaga dari sistem diferensial di roda belakang kembali ke roda depan. Sehingga putaran driveshaft kiri dan kanan tergantung pada LSD pada poros roda belakang.

Saat mulai melaju, sistem ini mengirimkan tenaga sebesar 98 persen ke roda belakang dan 2 persen ke roda depan (penggerak roda belakang) yang tentunya dapat meningkatkan torsi dan traksi dari GT-R.

Berkat sensor, kopling sport ganda dan sistem ATTESA ETS, GT-R dapat berubah dari sistem penggerak roda belakang kembali menjadi all wheel drive hanya dengan hitungan milidetik.

Hebatnya, kinerja ATTESA ETS yang rumit ini masih berlanjut ke sistem elektroniknya yang diatur sensor-sensor. Sebagai contoh, jika GT-R melaju kencang saat berbelok, sensor ABS mampu menginformasikan pada ECU dan rem akan bekerja otomatis untuk meminimalisir gejala spin. 

Tak hanya sensor ABS, perangkat ATTESA ETS bahkan memiliki ECU nya sendiri. Komputer ini akan mengumpulkan informasi dari empat ABS sensors dan tiga unit sensor axis G. Serta sensor pada girboks dan ECU mesin nya.

Hmm, rumit juga ya? Tapi ampuh! (mobil.otomotifnet.com)