OTOMOTIFNET – Bagi sebagian pengusaha, penguatan mata uang lokal menjadi suatu berita yang menggembirakan. Tapi tidak dengan produsen mobil di Jepang yang saat ini tengah pusing karena penguatan nilai tukar Yen pada Dollar Amerika.
Situasi ini dialami oleh sebagian besar produsen mobil Jepang. Bahkan mereka tengah mendesak pemerintah untuk menghentikan penguatan Yen. Salah satunya adalah Toyota yang memiliki marketshare besar di AS. Toyota Motor Co, bahkan mengancam akan memindahkan produksi ke luar Jepang jika keadaan tak kunjung membaik.
Hal ini diamini oleh Satoshi Ozawa yang menjabat sebagai direktur keuangan Toyota. Beliau mengatakan bahwa jika pada bulan Maret mendatang Toyota akan mengalami kerugian yang melebihi perkiraan. Maka Toyota akan meninggalkan Jepang sebagai basis produksi
Saat ini, nilai tukar Yen Jepang terhadap dolar Amerika adalah yang terkuat dalam 15 tahun terakhir. Ini merupakakan hal yang menjadi momok seluruh pengusaha ekspor di Jepang. Pemerintah Jepang sendiri mengakui harus melakukan sesuatu untuk mencegah yen mengalami deflasi lebih tinggi dan mempertahankan nilai Yen dalam jangka waktu yang lama.
Saat ini pemerintah Jepang sedang memikirkan hal ini. Namun Menteri Keuangan Jepang, Noda Yoshihiko mengatakan untuk melihat sisi positifnya. Dimana ini merupakan kesempatan untuk berinvestasi di luar negeri.
Akhir pekan lalu Toyota melaporkan keuntungan sebesar $ 1,2 milyar atau lebih dari Rp. 10 trilliun rupiah. Walaupun belum merugi, namun keuntungan tersebut menipis akibat penguatan nilai tukar Yen. Dan potensi untuk merugi pun sudah di depan mata jika ini terus terjadi. Walaupun di sisi lain seperti import produk akan lebih menguntungkan. Karena Jepang bisa membeli produk dari Amerika dengan harga yang lebih murah.
Wah, jika benar Toyota akan memindahkan produksinya ke luar Jepang. Pemerintah harus tanggap akan hal ini. Bukankah ini menjadi sebuah kesempatan bagi Indonesia untuk peluang investasi yang lebih besar?