Kami dari tim redaksi menargetkan total jarak tempuh 2.000 km dalam perjalanan ini. Maklum, kami mau pulang mudik ke Surabaya dan Jakarta hehee... Jauh juga kan! Makin jauh karena rutenya lewat jalur selatan pulau Jawa. Enggak mau lewat utara karena gosipnya memang sedang macet parah!
Perjalanan Jakarta-Surabaya ini dimulai dari Jl. Tole Iskandar no. 45, Depok. Target tujuan awal, menuju Yogyakarta sebelum lanjut ke Surabaya dan oleh karenanya, jalur selatan melalui Bandung yang dibidik. Informasi trafik jalan raya menuju Bandung melalui tol Cikampek, padat dan cenderung macet. Keputusan akhirnya diambil dengan tidak melalui jalur tol Cikampek, namun langsung masuk tol Jagorawi melalui akses tol Cijago menuju Puncak, Bogor.
Sapuan wiper bersih, saat hujan deras pun performanya baik.
Performa mobil yang beragam melalui jalur Puncak, membuat jalanan menanjak dan berliku jadi padat, tapi kecenderunganya lancar. Jalanan mulai terlihat lengang, ketika sudah menuju akses dari Cianjur menuju Padalarang dan sampai pintu tol Cimahi.
Perjalanan yang dimulai pada sabtu (26/7) 02.00 WIB terasa menyenangkan, karena enggak terkena macet dari padatnya pengguna jalan yang ingin mudik ke kampung halaman. Tapi itu enggak berlangsung lama, butuh perjuangan kurang lebih 1,5 jam hanya untuk antri membayar di pintu keluar tol Cileunyi, Bandung (06.30 WIB).
Jalan malam terbantu dengan langkah menggantikan lampu bawaan pabrik menjadi Hella H4. Sorot lampunya berpendar warna kuning memberikan visibilitas yang baik meski berpapasan dengan lampu dari kendaraan lain dari arah berlawanan. Enggak menyilaukan bagi pengendara lain saat berpapasan, namun tetap bisa membuat pengendara lain melihat keberadaan kita.
Matahari sudah terbit, pemudik dengan menggunakan sepeda motor sudah mulai memadati jalanan dari Cileunyi menuju Rancaekek sampai Nagrek. Bagimana selanjutnya? Padat merayap cenderung macet, mulai terjadi selepas Nagrek menuju Limbangan.
Sawah yang menghampar, enggak jadi satu-satunya pemandangan yang bisa dilihat pada perjalanan mudik. Antrian panjang kendaraan bermotor khususnya roda 4, enggak bisa hilang dari pandangan mata.
Gerimis sempat mewarnai perjalanan dari Malangbong menuju Ciamis. Titik-titik air hujan, langsung bisa disapu bersih dengan dengan menggunakan wiper Razor hybrid keluaran Hella. Hasil tersebut tetap saja enggak bikin puas, pasalnya hanya gerimis.
Bagaimana saat hujan deras? Ciamis menuju Majenang, awan mendung menggelayut dan dilanjutkan dengan hujan desar. Ini jadi tantangan pada wiper dan hasilnya enggak beda dengan saat gerimis. Air hujan yang ada di kaca depan, langsung disapu bersih.
Jalur mudik yang lebih menantang, sudah terhampar setelah keluar dari Ciamis. Banjar Patroman, Majenang Sampai Wangon, diisi dengan variasi jalur menanjak, datar, turunan yang berliku-liku. Namun sedikit menyenangkan, variasi yang menantang itu didukung oleh aspal yang cederung mulus. Tetap saja, jalur selatan yang baru memasuki perbatasan Jabar-Jateng ini dipenuhi oleh rombongan pemudik.
Enggak jauh beda, ketika perjalanan hendak memasuki kawasan Purwokerto menyeberangi sungai Serayu menuju Kebumen. Kurang lebih pada 07.00 (27/7), perjalanan memasuki Yogyakarta dan itu artinya plus istirahat merenggangkan kaki, perjalanan yang ditempuh 29 jam. Fisik yang sudah turun drastis, membuat Yogyakarta jadi tempat memulihkan kodisi badan. Kurang lebih 8 jam beristiraht, perjalanan dilanjutkan ke Surabaya.
Etape kedua tunggu ulasannya! (mobil.otomotifnet.com)