Pengendara enggak perlu repot melakukan penyetingan ulang untuk memperoleh performa maksimal ketika berkendara di kondisi lingkungan yang berbeda. Misalnya abis jalan-jalan di pantai langsung ke gunung dengan suhu, tekanan udara dan kelembapan yang berbeda.
Secara elektronik, suplai bahan bakar sudah diatur agar selalu sempurna. Begitu juga dengan mekanik, dalam perawatan berkala tidak terlalu banyak yang harus dilakukan.
Pada karburator, harus selalu dibongkar tiap kali service. Membersihkan semua bagian karburator termasuk spuyer. Belum lagi harus setting ulang. Karena menggunakan feeling hasilnya tiap mekanik bisa beda rasa.
Lalu pada injeksi apa yang harus dilakukan? "Yang pasti perawatannya lebih mudah," ungkap Ferdiyan Eka Surya, Aftersales Service and Sparepart Manager PT Piaggio Indonesia (PI).
Paling vital adalah menjaga tegangan aki agar selalu dalam kondisi prima. Misalnya pada Honda CBR 150R, tegangan akinya harus selalu 12,4 volt. Sedang untuk motor lain bisa disesuaikan dengan spesifikasi masing-masing.
"Sedang untuk throttle body dan injektor hanya dilihat saja. Kalau kotor baru di bersihkan. Itu pun tidak boleh asal," beber Aris Sudiaji, Technical Service Department, PT Kawasaki Motor Indonesia (KMI).
Makin mudah lagi untuk mendeteksi kerusakan sudah tidak perlu bingung. Pada sistem injeksi sudah dilengkapi dengan self diagnostic. Ada lampu yang akan menyala memberitahukan kondisi injeksi.
Selain itu, untuk memudahkan mekanik bekerja tiap pabrikan juga memiliki diagnostic tools untuk melihat kinerja injeksi secara lebih mendalam. Kawasaki misalnya punya Kawasaki Diagnosis System (KDS), Honda ada Honda Injection Diagnosis System (HiDS), Piaggio hingga Yamaha juga sudah siap dengan alat yang sama.
Selebihnya sama seperti motor karburator. Paling hanya melakukan pengecekan filter udara, ganti oli atau setel klep. Gampang kan! (motorplus-online.com)