Modifikasi Honda Civic Genio & Ferio, Enggak Bisa ke Lain Hati

Billy - Jumat, 18 Februari 2011 | 12:30 WIB

Honda Civic Genio & Ferio, Tak Bisa ke Lain Hati (Billy - )

 
Ari (kiri) dan Donny. Sudah ngefans berat sama Honda sejak awal
Otomotifnet.com- Memiliki barang lama, bukan berarti masuk golongan orang jadul (jaman dulu), justru mereka inilah yang patut dapat acungan jempol karena masih dapat melestarikan bahkan setia terhadap barang lama.

Seperti kisah para pemilik Honda Civic Genio dan Civic Ferio, mobil yang jadi idaman pada masanya di era '90-an itu dan hingga kini masih punya daya tarik. Sepertinya, mereka pun tak mau pindah ke lain hati.

Dibeli pada 1994, Jurit Novranto naksir pada Genio ketika pertama kali keluar (Genio diproduksi 1992-1995). "Bentuknya sporty, memberi image racing. Secara model lebih maju dibanding model seangkatannya saat itu," alasan pria yang tinggal di Pondok Hijau Golf Summarecon, Serpong, Tangerang.

"Waktu itu saya masih kuliah, bokap (bapak) yang dapat di Yogya" lanjut Jurit yang mobilnya sudah dimodif ala balap. "Tongkrongan balap sejak 2006 sampai sekarang. Pernah ikut ONR (OTOMOTIF Night Race) di Kelapa Gading dan Kemayoran pada 2005, juara di Kelapa Gading. Genio ini sempat nongkrong 3 tahun di garasi, dipakai cuma buat balap drag," cerita Jurit yang juga pemilik Toyota Fortuner ini.

Meski ia harus melihat kondisi jalan untuk wara-wiri dengan Genionya, karena takut mentok, toh ia tetap memilih mobil warna merah itu, padahal di rumah ada Altis dan Accord Cielo. "Ini memang mobil incaran saya," kata Jurit yang ngantor pakai Genio.

"Genio modelnya tidak habis oleh waktu. Kala itu saya bingung, ada 2 pilihan lain sekelasnya, Evo III dan Great Corolla. Akhirnya saya pilih Genio. Itu juga penuh perjuangan, karena saya mau hanya warna hitam," timpal Benny Wongso, perihal Genio yang sudah dimilikinya selama 16 tahun.
 
Benny (kiri) dan Jurit. Genio punya image kencang, tampilan pun
dicustom, misal pakai mesin D-16 V-TEC
 
Ari Gunawan tak kalah antusias mengisahkan Civic Ferio yang juga punya masa gemilang di zamannya. Menurutnya, Ferio memiliki tampilan elegan dan eksekutif, tidak terlalu sporty seperti Civic-Civic lain. Selain itu, "Suspensinya cukup mumpuni dengan pelek 14 inci. Ferio juga bisa untuk tampil kasual dan resmi," ujarnya.

Pria yang punya nama beken Ari Oakley ini mengaku cinta Honda. Pernah punya Civic Wonder dan Grand Civic. Kini pakai Ferio keluaran 1996, padahal huntingnya Genio, hehehe..," terang Ari yang juga juga punya Honda Freed.

Lain lagi kisah Donny Pramono yang keluarganya memang fanatik dengan Honda. "Bokap fans Honda. Ferio ini turunan dari bokap. Waktu itu bokap cari mobil yang sedang, tidak terlalu besar dan tidak kecil, maka dipilihlah Ferio," urai pegawai swasta yang tinggal di kawasan Serpong, Banten ini.

Alasan lain masih mengandalkan Ferio, "Kalau melihat saat ini, dibanding model sejenis dari merek lain, desain Ferio lebih manis, transmisi matiknya lebih halus, konsumsi bahan bakarnya lebih irit," sambung Donny, yang pernah merasakan konsumsi BBM Ferionya 1 liter untuk 20 km ini.

Pemilik Genio dan Ferio yang juga anggota Honda Civic Indonesia (HCI) ini sepakat, tidak sulit mendapatkan spare part orisinal. Lewat komunitas, mereka bisa sharing info. "Kecuali pencetan matik rusak yang pernah saya alami atau kisi kisi AC pecah. Itu agak susah, harus pesan ke Imora Motor," jelas Donny.

Urusan bengkel, ada Honda Clinic, bengkel rujukan klub yang dapat menerima perbaikan segala macam model Honda.

Oooohhh.. pantas mereka tetap eksis dengan mobil lamanya dan tak mau pindah ke lain hati.