OTOMOTIFNET - Perjalan melintasi jalur mudik sudah membayang di depan mata. Hampir bisa dipastikan kalau tahun ini kemacetan masih akan dominan di banyak rute mudik, utamanya di jalur Pantura Pulau Jawa. Sebab sejumlah titik masih ada perbaikan jalan maupun jembatan.
Kalau sudah begini, berjam-jam dalam macet sudah bisa Anda bayangkan. Termasuk jika malam tiba. Tapi tenang, kami kasih panduan biar Anda bisa siapkan jadwal perjalanan dengan lebih aman dan nyaman dengan atur jam perjalanan. Simak ya.
Pendamping
Saat mudik nanti, memilih untuk bawa mobil tanpa pendamping alias driver pengganti maupun tidak, memang hak azasi. Tapi alangkah baiknya jika punya estimasi perjalanan lebih dari 8 jam Anda tak memaksa buat jadi pengemudi tunggal.
| Saat macet, kondisi tubuh menurun jauh |
Makanan ringan tak boleh diandalkan buat bangkitkan konsentrasi | Mengemudi sendirian paling riskan kelelahan, segera cari tempat aman untuk tidur |
“Sesuai circadian rythm (jam biologis tubuh, red), maksimal setelah mengemudi 3 jam pertama silakan beristirahat,” wanti Jusri Pulubuhu.
Pentolan Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) itu menyebut waktu istirahat yang dibutuhkan antara 15 sampai 30 menit usai mengemudi 3 jam non-stop. Selanjutnya setiap 2 jam silakan untuk istirahat lagi selama 1 jam. Nah jika ada pengemudi pendamping, usai habiskan 8 jam perjalanan mengemudi, Anda bisa bertukar posisi dengan pengemudi pendamping.
Biar begitu, terlepas ada atau tidaknya pengganti pemegang stir, opsi untuk tidur boleh jadi merupakan pilihan tunggal buat beristirahat. Bukan sekadar bersantai, karena kepenatan usai menempuh perjalanan jauh dan lama bukan sekadar butuh istirahatkan fisik.
Lelahnya non-fisik jangan pernah Anda anggap remeh. Menurut Jusri yang acap diminta konselingnya oleh banyak perusahaan asing itu, desakan rasa penat oleh faktor non-fisik akan datang secara mendadak. Bukan tak mungkin, kelopak mata tertutup tanpa sadar ketika kelelahan memuncak.
Keadaan itu akan makin berbahaya saat pilihan perjalanan Anda adalah malam hari. Jam biologis manusia memang sudah dirancang untuk ‘hidup’ saat matahari bersinar. “Suhu tubuh pada malam hari membuat respon syaraf sensorik dan motorik manusia kian melambat,” saran Jusri.
Celakanya meski mobil Anda sudah dilengkapi lampu sorot tambahan ternyata tak sebanding dengan performa visibilitas (baca: hal 32).
“Tetap tak bisa gantikan terangnya saat siang hari,” tegasnya lagi. Apalagi sampai kini banyak jalur utama, di Pulau Jawa sekalipun, tak punya penerangan jalan memadai. Gabungan kondisi monoton akibat gelapnya malam, terlepas saat macet atau tidak, ikut menambah riskannya menempuh perjalan jauh malam hari.
Jika Anda tetap jatuhkan pilihan buat melaju di malam hari, jangan lupa untuk beristirahat sangat cukup sebelumnya. Disarankan sekurangnya sudah tidur selama 3 jam sebelum perjalanan dimulai.
Ya idealnya memang tidur pulas 7 sampai 8 jam sampai tiba waktunya jalan malam.
Penulis/Foto : Atenx / Salim