|
OTOMOTIFNET - Ternyata bukan hanya bodi mobil yang harus dicuci, ban juga dianjurkan untuk dicuci secara berkala. Umumnya mencuci ban dilakukan bersamaan dengan mencuci mobil. Caranya pun mudah, tidak memerlukan alat khusus, cukup dengan sabun yang biasa dipakai untuk mencuci bodi mobil. Dan ternyata langkah kecil ini punya banyak manfaat.
Pertama, adalah untuk menjaga kondisi ban tetap prima. “Debu, lumpur dan kotoran lainnya bisa mengikis lapisan anti oksidan di permukaan ban. Tanpa anti oksidan, ban akan lebih cepat pecah-pecah dan getas,” buka Adang Apandi, Manager-Product Technical, PT Gajah Tunggal Tbk, produsen ban GT Radial dan IRC.
Biasanya ban yang jarang di cuci, bagian dindingnya akan terlihat kusam dan kering. Bahkan tak jarang hingga meninggalkan noda berwarna kecoklatan yang sulit dihilangkan. Biasanya untuk menutupi noda tersebut, pemilik mobil menggunakan semir ban.
Kerikil bisa merusak permukaan ban |
Selain itu kita juga bisa menyingkirkan batu kecil atau kerikil yang terjebak di got, di antara alur kembangan ban. “Kerikil seperti ini bisa menghambat pembuangan air saat hujan,” jelas Adang. Selain itu kerikil yang terjebak dalam waktu lama juga beresiko merusak permukaan ban.
Selanjutnya, dengan kondisi ban yang bersih, kita juga bisa melakukan pengecekan pada kondisi ban. Siapa tahu ada retak rambut di permukaan ban atau ban bergelombang akibat benturan. Umumnya retak dan gelombang seperti ini akibat kelalaian sang pemilik mobil teralu sering membiarkan ban benturan keras dalam kondisi kurang angin.
“Kalau kondisinya sudah parah, sebaiknya dijadikan ban serep saja,” saran pria yang rajin keluar negeri mengikuti seminar seputar teknologi ban ini. “Oiya, kalau mau total bersihnya, sekalian saja dilepas dan dirotasi bannya. Sambil dilepas, kita juga bisa membersihkan ban dan pelek bagian dalam, serta perangkat pengereman,” lanjutnya.
Wah boleh juga tuh!
Penulis/Foto:Popo