OTOMOTIFNET - Pemakaian aditif bahan bakar akhir-akhir ini rupanya mulai mengalami pergeseran. Kehadiran aditif peningkat oktan sudah kurang diminati pemilik mobil. Seperti dilontarkan Tjahja Tandjung, "Belakangan ini, octane booster sudah kurang ramai," bilang bos toko oli Toda di Kelapa Gading, Jakut ini.
Hal ini disinyalir kebutuhan bahan bakar mobil anyar yang merujuk pada oktan tinggi. Kebanyakan peningkat oktan mampu menaikkan angka hanya beberapa poin. Sedangkan satu oktan setara dengan 10 poin.
"Paling banyak, bisa menaikkan 10 poin. Jelas tidak bisa menggantikan oktan 92 dengan Premium ditambah octane booster," kata pria akrab disapa Tjahja ini.
Dari semua peningkat oktan, biasanya menuliskan kemampuannya di kemasan. Kalaupun ada yang bisa meningkatkan beberapa nilai oktan, patut dicermati mengenai kadar timbalnya. "Makanya sekarang lebih ramai penggunaan aditif fuel cleaner," lanjut pembesut Peugeot 307 ini.
Mengapa fuel system cleaner lebih diminati ketimbang octane booster? Karena umumnya pemilik mobil sudah sadar akan kebutuhan bahan bakar yang baik. Kadar oktan yang diperlukan pun sudah terpenuhi. Sehingga tidak perlu lagi aditif buat menaikkan angka oktan.
Maka, pemikiran pun beralih pada proses perawatan mobil. Padahal, seperti sudah kita ketahui bersama, mobil masa kini sudah minim perawatan. Ibaratnya, datang ke bengkel hanya untuk ganti oli dan bersih-bersih saringan. Tidak ada penyetelan serius di mesin dan hanya dilanjutkan dengan pengecekan-pengecekan komponen.
Dengan minimnya perawatan rutin, kira-kira apa yang bisa dilakukan pemilik kendaraan? "Salah satunya melakukan perawatan saluran bahan bakar," lanjut Tjahja. Asyiknya, hal ini bisa dilakukan sembari memakai mobil sehari-hari.
Tinggal tuang fuel system cleaner ke tangki bahan bakar, cairan ini melakukan tugasnya secara otomatis. Ada banyak macam fuel system cleaner, mulai dari generasi satu yang hanya mampu menggarap injektor, sampai generasi kelima.
Apa saja bedanya? Generasi pertama, ya hanya mampu membersihkan injektor. Harganya pun relatif murah, berkisar Rp 25-35 ribu per botol. Sedangkan generasi selanjutnya selain menjangkau injektor, juga mampu membersihkan seputar katup. Rentang harganya Rp 40-100 ribuan.
Paling sip, complete fuel system cleaner. Mulai dari injektor, saluran intake dan katup, ruang bakar pun kena kikis. Makanya harganya bisa di atas Rp 100 ribu.
Karena sifatnya perawatan, pemakaiannya pun tidak rutin setiap isi bensin seperti octane booster. "Biasanya dipakai setiap 5.000 km," imbuh pria langsing ini. Anjuran pun umumnya dituliskan pada petunjuk pemakaian.
Lantas bagaimana efeknya? Fuel system cleaner ini mampu memberikan efek performa mesin yang selalu terjaga. Misalnya, kondisi injektor tetap baik, bensin terkabut sempurna dan bisa terbakar dengan bagus, tenaga mesin pun maksimal. Ujung-ujungnya, karena tenaga maksimal, konsumsi bensin tetap efisien.
Pemakaian bahan bakar pun mempengaruhi. Kalau pakai bensin berkualitas bagus dengan oktan lebih tinggi, pemakaiannya bisa lebih moderat. Tetapi kalau kerap pakai bensin oktan rendah dengan kemungkinan terbentuk kerak lebih tinggi, tentunya perlu dosis lebih tinggi.
Fuel system cleaner ini bisa dibilang pas buat mobil berusia muda. Karena belum ada kerak di mesin. Paling hanya tumpukan tipis kotoran dari bahan bakar yang dengan mudah disingkirkan. Bukan berarti haram buat kendaraan yang sudah berumur, lo.
Namun harap diingat, biasanya tumpukan kerak yang sudah terbentuk di dalam mesin tidak akan bisa bersih sempurna. Melainkan terkikis sedikit-demi sedikit.
Penulis/Foto: Manut / F.Yosi