Tochigi - Kejutan terjadi di MotoGP seri 15 yang berlangsung di trek Twin Ring Motegi, Jepang (11/10). Bukan Jorge atau Valentino yang jadi juara, melainkan Pedrosa.
Pole sitter direbut Jorge Lorenzo, posisi start ke-2 milik Valentino Rossi dan urutan start 3 digamit Marc Marquez. Ternyata posisi terdepan bukan jaminan jadi juara di trek Motegi yang tak bisa diprediksi kondisinya.
Hujan di pagi hari yang kemudian reda di pertengahan lomba MotoGP membuat pembalap kebingungan. Hal itu terjadi pada Jorge Lorenzo (Movistar Yamaha MotoGP) yang begitu mendominasi separuh balapan tepatnya 17 lap tepatnya jadi pimpinan lomba dari total 24 lap.
Di lap ke-18 harus merelakan posisinya direbut Dani Pedrosa (Repsol Honda Team) hingga pembalap mungil itu finish pertama. Postur dan bobot Dani nan imut membuatnya mampu menjaga keawetan ban maksimal.
"Mungkin kalau kering total dan basah terus, saya bisa jadi pemenangnya. Akan tetapi, di akhir lomba trek mulai mengering dan banku sudah habis sehingga benar-benar tak bisa berbuat apa-apa selain berusaha tetap finish dan tidak jatuh," celoteh Jorge Lorenzo yang harus puas finish di podium ketiga.
Yup, Valentino Rossi yang sempat mengira harus puas meraih podium ketiga, ternyata melihat Jorge Lorenzo mengalami problem senada yaitu bannya sudah aus sehingga tak bisa melaju lebih kencang lagi.
"Tak ingin memaksa karena dengan postur dan bobot saya membuat kondisi ban cepat aus. Itu sebabnya Jorge berhasil melesat jauh. Namun karena memaksa kinerja ban membuat bannya tak mampu bertahan hingga finish. Jorge nyaris terjatuh dan kondisi itu saya manfaatkan untuk bisa finish di depannya.
Apa yang diuraikan Rossi perihal postur pembalap yang mungil diuntungkan di kondisi trek Motegi yang basah namun di akhir lomba mulai mengering.
"Sebenarnya sempat tercecer dan saya hanya menargetkan bertahan di posisi 4. Eh ternyata pembalap di depan mulai kesulitan mengendalikan motornya. Mungkin saya dapat menjaga keausan ban lebih baik dari yang lainnya. Sehingga bisa merebut posisi pertama," sumringah Dani Pedrosa.
Itulah performa Dani Pedrosa yang sebenarnya. Kecil tapi menyengat. Andaikan saja dia berada di performa terbaiknya, mungkin duel perebutan juara dunia tak hanya menjadi milik Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo semata.
Pun begitu, faktor Dani Pedrosa dan Marc Marquez bakal menjadi bumbu tersendiri persaingan menjadi juara dunia tahun ini antara The Doctor dan X-Fuera. Dua seri di Aragon dan Motegi sudah membuktikannya. Dani sempat menjadi benefit bagi Jorge di Aragon dan di Motegi faktor menguntungkan bagi Valentino.
Bagaimanakah di seri-seri berikutnya apakah lagi-lagi Dani jadi faktor yang membuat rivalitas menjadi juara dunia MotoGP musim ini lebih seru. Kita lihat saja sama-sama. (otosport.otomotifnet.com)
Pole sitter direbut Jorge Lorenzo, posisi start ke-2 milik Valentino Rossi dan urutan start 3 digamit Marc Marquez. Ternyata posisi terdepan bukan jaminan jadi juara di trek Motegi yang tak bisa diprediksi kondisinya.
Hujan di pagi hari yang kemudian reda di pertengahan lomba MotoGP membuat pembalap kebingungan. Hal itu terjadi pada Jorge Lorenzo (Movistar Yamaha MotoGP) yang begitu mendominasi separuh balapan tepatnya 17 lap tepatnya jadi pimpinan lomba dari total 24 lap.
Di lap ke-18 harus merelakan posisinya direbut Dani Pedrosa (Repsol Honda Team) hingga pembalap mungil itu finish pertama. Postur dan bobot Dani nan imut membuatnya mampu menjaga keawetan ban maksimal.
"Mungkin kalau kering total dan basah terus, saya bisa jadi pemenangnya. Akan tetapi, di akhir lomba trek mulai mengering dan banku sudah habis sehingga benar-benar tak bisa berbuat apa-apa selain berusaha tetap finish dan tidak jatuh," celoteh Jorge Lorenzo yang harus puas finish di podium ketiga.
Yup, Valentino Rossi yang sempat mengira harus puas meraih podium ketiga, ternyata melihat Jorge Lorenzo mengalami problem senada yaitu bannya sudah aus sehingga tak bisa melaju lebih kencang lagi.
"Tak ingin memaksa karena dengan postur dan bobot saya membuat kondisi ban cepat aus. Itu sebabnya Jorge berhasil melesat jauh. Namun karena memaksa kinerja ban membuat bannya tak mampu bertahan hingga finish. Jorge nyaris terjatuh dan kondisi itu saya manfaatkan untuk bisa finish di depannya.
Apa yang diuraikan Rossi perihal postur pembalap yang mungil diuntungkan di kondisi trek Motegi yang basah namun di akhir lomba mulai mengering.
"Sebenarnya sempat tercecer dan saya hanya menargetkan bertahan di posisi 4. Eh ternyata pembalap di depan mulai kesulitan mengendalikan motornya. Mungkin saya dapat menjaga keausan ban lebih baik dari yang lainnya. Sehingga bisa merebut posisi pertama," sumringah Dani Pedrosa.
Itulah performa Dani Pedrosa yang sebenarnya. Kecil tapi menyengat. Andaikan saja dia berada di performa terbaiknya, mungkin duel perebutan juara dunia tak hanya menjadi milik Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo semata.
Pun begitu, faktor Dani Pedrosa dan Marc Marquez bakal menjadi bumbu tersendiri persaingan menjadi juara dunia tahun ini antara The Doctor dan X-Fuera. Dua seri di Aragon dan Motegi sudah membuktikannya. Dani sempat menjadi benefit bagi Jorge di Aragon dan di Motegi faktor menguntungkan bagi Valentino.
Bagaimanakah di seri-seri berikutnya apakah lagi-lagi Dani jadi faktor yang membuat rivalitas menjadi juara dunia MotoGP musim ini lebih seru. Kita lihat saja sama-sama. (otosport.otomotifnet.com)