Takata Airbag Sembunyikan Kegagalan Produk Lebih Dari Satu Dekade

Bagja - Kamis, 26 November 2015 | 13:04 WIB

(Bagja - )

Jakarta - Kasus kegagalan produk airbag garapan Takata terus berlanjut. Entah sudah berapa kasus yang terjadi di seluruh dunia, sehingga membuat beberapa pabrikan memutuskan kerjasama dengan Takata sebagai penyuplai airbag.

Sebut saja Nissan, Toyota, Ford, Mazda dan terakhir Honda akhirnya memutuskan untuk tidak lagi menggunakan airbag buatan Takata, daripada mereka harus dipusingkan dengan proses recall untuk perbaikan airbag tersebut.

Selidik punya selidik, semua dimulai ketika WAll Street Journal menemukan ulasan dokumen internal yang diajukan selama proses litigasi, yang mengungkap para insinyur di Amerika punya kekhawatiran kalau Takata sudah memanipulasi data kegagalan produknya, selama 10 tahun alias satu dekade, sejak 2000-2010.

Apalagi setelah Honda mengumumkan pemutusan kerjasama dengan Takata, sambil menuding perusahaan airbag ini sudah memanipulasi dan menutupi data kegagalan produknya.

Salah satu insinyur AS menulis bahwa "prettying up" data ini membuat bingung insinyur saya dan telah melampaui semua batas yang wajar dan sekarang kemungkinan besar merupakan penipuan".

Namun Takata mengatakan, isu Wall Street Journal tersebut tidak ada hubungannya dengan kasus airbag meledak. Takata mengaku apa yang diungkapkan Wall Street Journal merupakan kasus masa lalu yang terjadi karena "kurang selektif, data tidak lengkap atau tidak akurat" dalam laporan validasi pelanggan.

Tak kurang 8 orang meninggal dan 100 lainnya mengalami luka-luka akibat insiden Airbag Takata. Honda tentu saja jadi pabrikan yang paling terkena dampaknya. Bahkan, di Indonesia, Honda Prospect Motor sempat terkena gugatan konsumen karena kasus kecelakaan yang diduga karena masalah airbag.

Paling terbaru, Toyota harus merecall sebanyak  1,6 juta kendaraan di Jepang dan Eropa untuk inflators airbag Takata di sisi penumpang depan. Kampanye ini mencakup 22 model dari pasar Jepang, termasuk Corolla dan Vitz, dengan produksi Januari 2004 dan Desember 2005.

Secara total, Toyota perlu memperbaiki 15 juta kendaraan di seluruh dunia untuk menggantikan inflators Takata. (Bagja)