Jakarta- Musim hujan sudah menunjukan dirinya. Meski belum rutin namun sekali turun hujan maka curahnya termasuk tinggi, alhasil permukaan jalan jadi lebih licin.
Bagi biker kondisi itu akan riskan, apalagi kalau bukan karena soal ban. Ya, di trek yang licin kondisi ban bakal sangat vital.
Namun hal yang paling mudah dalam memantau kesiapan ban saat trek mulai basah, selain lihat tapak ban, adalah cek tekananan angin.
“Tekanan angin itu memang harus mengikuti standar yang diberikan oleh pabrikan. Biasanya petunjuk itu sudah ada di buku manual, atau di kendaraan,” papar Handi, mekanik senior dari Planet Ban, Kebon Jeruk, Jakbar.
Lebih lanjut Handi mengatakan, biasanya untuk di Planet Ban standarisasi tekanan ban dipengaruhi oleh diameter ban motornya. Misalkan, jika motor sport belakangnya 33 Psi depannya 28 Psi, dan untuk motor bebek dan matik untuk start awal belakang 35 Psi depannya 30 Psi.
Sementara itu, terkait dengan saat ini yang sudah mulai turun hujan dengan intensitas besar. Banyak mitos yang beredar terkait ban motor yang saat melintas di genangan air harus dikurangi tekanan anginnya supaya daya cengkram lebih kuat.
“Itu sebenarnya bukan mitos. Jadi, ban dikurangi dengan tidak sembarangan. Misalkan dikurangi 2 psi atau maksimal 4 psi itu masih bisa ditolerir. Namun, perlu diingat walaupun tidak masalah tapi memang tidak direkomendasikan,” jelas Jusri Pulubuhu, Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC).
Lebih lanjut Jusri mengatakan, dengan mengurangi tekanan angin pada ban saat melintasi genangan air memang akan membuat traksi yang lebih ideal sehingga ketika bermanuver motor menjadi lebih balance.
“Namun, untuk para bikers perlu diingat jika menurut saya, untuk jalanan perkotaan tekanan angin normal sudah mumpuni dikendarai secara aman,” pungkas Jusri.