Jakarta- Keberadaan lampu kabut di Indonesia terutama mobil standar keluaran pabrik biasanya hanya bagian depan saja.
Masih sangat jarang yang memasang rear fog lamp pada kendaraan standar. Meski demikian, pada beberapa mobil sebenarnya terdapat ‘slot’ guna mengadopsi rear fog lamp tersebut.
Sesuai namanya, rear fog lamp ini bertugas untuk memberitahu keberadaan kendaraan saat berada di kawasan berkabut, atau seperti yang saat ini tengah sering terjadi yaitu ketika hujan turun yang sangat deras.
“Kalau kabut, jelas keberadaan mobil kita akan sedikit terhalang dari pandangan kendaraan belakang. Terutama jika jaraknya agak jauh. Sedangkan kalau hujan, biasanya kalau terlalu deras, sehingga menimbulkan buih putih terangkat dan menutup pandangan pengendara belakang,” sebut Marcell Kurniawan, Training Director dari Real Driving Center (RDC).
Menurut Marcell, pada kondisi berkabut tebal dan hujan sangat deras baru rear fog lamp bisa dinyalakan.
Sebab, jika ternyata tak terlalu tebal dan hujan juga tak terlalu lebat, pandangan pengendara masih bisa leluasa dan mampu mendeteksi gerak serta keberadaan kendaraan lain.
Kini yang jamak terjadi, pada saat hujan turun deras di jalan, termasuk di jalan tol, malah lampu hazard yang difungsikan padahal jelas bukan untuk mobil yang berjalan sejatinya lampu kelap-kelip kuning itu dinyalakan.
Pada mobil-mobil keluaran Eropa, biasanya lampu kabut belakang diposisikan pada sisi pengendara. Sehingga pengendara lain lebih paham keberadaannya. Namun, tak jarang juga yang menyimpannya tepat di bagian tengah mobil. Supaya pengendara bisa lebih memprediksi mengenai dimensi mobil itu sendiri.
Secara global, lampu kabut belakang ini memiliki warna merah, sama seperti lampu kecil dan rem. Namun memiliki daya pancar yang lebih terang dibanding kedua lampu tersebut. Ini supaya cahayanya bisa dideteksi oleh pengendara lain dari jarak jauh.