Jakarta- Apa boleh buat, persoalan bisnis harus membuat PT Mabua Harley-Davidson (MHD) harus pamit di tahun ini.
Pengenaan pajak importasi kendaraan yang mencapai 300 persen ditambah desakan kehadiran unit lewat jalur importir umum serta naiknya nilai tukar dolar AS terhadap rupiah nyata membebani APM Harley-Davidson (H-D) ini.
Pertanyaanya, apakah dengan begitu H-D akan berpotensi lenyap dari Indonesia?
Salah satu pembesut setia H-D yang dihubungi OTOMOTIFNET (5/2) adalah Jusri Pulubuhu.
Instruktur utama dari Jakarta Defensive Driving Consulting itu menyebutkan kalau HD tidak bakal lenyap dari Indonesia.
“Komunitas Harley itu kuat, kalau APM-nya tidak ada beberapa pemilik H-D juga ada yang membeli lewat importir umum,” sebut pria yang kini mengandalkan model Roda Glide Ultra versi 2012 ini.
Sejurus kemudian dijelaskan lagi bahwa berbagai aktivitas seperti gathering, fun race maupun turing bersama yang selama ini terjadi di antara pemakai HD sudah bisa jadi bukti kalau merek motor klasik yang markasnya di Milwaukee AS itu akan tetap eksis.
“Bisa disebut, setiap pria itu punya impian untuk bisa memiliki sebuah Harley,” pungkasnya.
Nah, salah satu kunci eksistensi H-D di Indonesia menurut Jusri adalah soal kepedulian PT MHD yang rajin menggelar coaching clinic soal safety riding.
"Setahun bisa dilakukan 12 sampai 14 kali, peserta tidak dipungut biaya," jelas Jusri yang juga acap jadi pengajar di sesi pembelajaran itu.
Lebih lanjut diterangkan bahwa sebelum membawa satu unit H-D itu butuh pemahaman soal karakter dari pengereman, handling, tenaga, dan bobot.
Keempatnya merupakan faktor dasar agar bisa membesut H-D secara aman.
Menurutnya tidak banyak APM yang menganggap soal safety riding sebagai cara untuk tetap membina loyalitas konsumennya.
"Mabua menganggap coaching clinic itu sebagai investasi," pungkas Jusri seraya berharap kalau ada APM baru yang akan menggantikan Mabua bakal meneruskan program yang bermanfaat ini.