Ketua Umum Baru Gaikindo, Bubuk Semangat Dari ‘Teman Ngopi’

Senin, 7 Maret 2016 | 13:46 WIB

Gaikindo sudah lebih dari mitra, lebih dari itu, sudah menjadi ‘teman ngopi’ pemerintah dalam mengembangkan dialog-dialog industri otomotif

Jakarta - Demikian ringkasan pernyataan Menteri Perindustrian Saleh Husin saat membuka Rapat Umum Anggota (RUA) Gabungan Industri Kendaraan Bermotor (Gaikindo) XVIII di Jakarta, Selasa (23/2). Nyatanya, pemerintah mendorong pada rekan ngopinya ini mengembangkan industri komponen dan meningkatkan ekspor demi memperkuat daya saing. Yohannes Nangoi sebagai ketua umum baru Gaikindo pun balik memberi ‘bubuk semangat’ kepada pemerintah.

Yakinkan Prinsipal Dulu

Bicara industri komponen, Yohannes Nangoi mengakui kalau Indonesia masih kalah dibanding Thailand. “Di Indonesia sudah ada industri komponen. Tapi dibandingkan Thailand, kaya bumi sama langit. Thailand sampai 600 industri, di Indonesia baru sepertiganya, 150-200. Padahal rakyat Indonesia lebih banyak. Penjualan Indonesia sedikit lebih banyak dari Thailand. Tapi Tahiland ekspornya jauh lebih besar. Nah ini yang kita harus genjot,” paparnya.

Menurutnya, apa yang didesak pemerintah itu benar. “Yang dilakukan Pak Menteri sudah betul, kita ngepush. Kaya Daihatsu, Isuzu, kita punya partner komponen di Jepang, kadang ada share-nya. Itu yang diminta tolong bangun di Indonesia,” lanjutnya.

Tapi mengembangkan industri komponen kembali ke skala ekonomi. Jika bagus maka investor mau bikin pabrik di Indonesia. “Kalau sudah mau bikin, kita minta kerjasama dengan pemerintah, ini tugas kita. Seperti memberi kemudahan investasi, insentif tambahan, bea masuk,” lanjutnya.

Bagaimana dengan desakan untuk meningkatkan ekspor seperti diutarakan menteri saat kunjungan ke Jepang (18/2)? Menurutnya, kebijakan ekspor terkait dengan kebijakan prinsipal. Tetapi hal ini bisa dikomunikasikan. “Misal saya mau ekspor. Prinsipal Jepang tidak kasih. Enggak bisa apaapa. Ini yang kita bisa kerjasamakan, meyakinkan prinsipal,” ucap pria asal Semarang ini. Nah, untuk meyakinkan pihak prinsipal, Indonesia harus menciptakan suasana yang bagus.

“Ini yang kita selalu dengangdengungkan. Gaikindo provide data yang bagus, melobi pemerintah untuk bisa menciptakan (suasana) investasi yang bagus,” terang Yohannes. “Kan yang paling ditakutkan, kalau ekspor sudah jalan, tau-tau ada apa-apa dengan pabrik di Indonesia, apakah karena keadaan ekonomi, perburuhan, terus berhenti, kan di sana (tujuan ekspor) mati,” lanjutnya. • (otomotifnet.com)