Austin – Sejumlah pembalap berpendapat mengenai jatuhnya Alvaro Bautista di pitlane saat ingin ganti motor di GP Argentina pekan lalu, termasuk Jorge Lorenzo yang ingin balapan distop dan start ulang.
Marc Marquez mendukung dibuatnya aturan untuk menurunkan batas kecepatan di pitlane, juga mengurangi jumlah orang di pitlane saat penggantian motor di tengah lomba.
Valentino Rossi juga didukung penurunan batas kecepatan pitlane. "Itu terjadi di F1, pembalap membuat beberapa kesalahan dan mengeluarkan mekanik seperti apa yang terjadi dengan Bautista,” katanya.
"Saya melihat video itu, dan saya tidak tahu apakah Bautista mengerem terlalu dalam atau jika itu basah di depan boksnya (tepat ganti motor), mungkin ia tiba terlalu cepat. Membuat perbedaan untuk batas kecepatan bisa menjadi ide," tuturnya.
Mengenai tentang kemungkinan diubah dengan mengganti ban saat balapan seperti terlihat dalam balap ketahanan, Marquez mengatakan: "Flag-to-flag (ganti motor di tengah lomba) bagi saya adalah cara yang lebih aman,” ujarnya.
"Mengganti ban lebih berbahaya - jika ada masalah teknis seperti yang kita lihat kadang-kadang di Formula 1 yang rodanya copot, saya tidak bisa membayangkan,” ucap juara dunia MotoGP dua kali.
Sementara itu juara dunia bertahan Jorge Lorenzo mengaku dirinya tidak pendukung flag-to-flag - meskipun ia mengakui kebutuhan liputan media modern berarti sistem ini tetap dipakai.
"Saya bukan penggemar berat flag-to-flag," kata Lorenzo. "Saya lebih suka aturan sebelumnya (lomba diberi bendera merah dan start ulang dalam hal perubahan kondisi lintasan),” imbuhnya.
"Tetapi karena televisi itu adalah yang terbaik (memanjakan penonton), jadi kami harus menemukan kompromi dan solusi untuk mengurangi risiko, karena tampaknya itu akan terus menjadi aturan di masa depan," jelasnya.
Flag-to-flag di GP Argentina kemarin merupakan kasus khusus, karena untuk keselamatan menyusul adanya masalah pada ban Michelin yang dipakai pembalap Pramac Ducati Scott Redding meletus pada latihan hari Sabtu. (otomotifnet.com)