Jakarta - Tindakan curang dengan mengurangi takaran BBM seperti yang terjadi di SPBU 34-12305, Jl. Pahlawan, Rempoa, Jaksel beberapa waktu lalu, rupanya mengerucut pada salah satu komponen yang diakali.
“Komponen tersebut adalah Assy Meter, yang merupakan Assy meter sebagai jantung mesin dispenser. Itu yang diakali oleh mereka,” tunjuk Dr. Ir. Eri Purnomohadi, Ketua Umum DPP Hiswana Migas, disela simulasi perkara kepada wartawan (10/6).
Lantas bagiaman mereka bisa mengakses pompa Assy meter, sedangkan selubungnya disegel? “Segel dinas Metrologi dirusak, kemudian mereka membuka cover assy meter untuk dipasangkan alat elektronis. Kemudian mereka melengkapinya dengan remote control agar bisa dikendalikan dari jarak jauh,” lanjut Eri.
Pantauan OTOMOTIFNET, segel timah dengan kode khusus dari dinas Metrologi yang menyelubungi Assy Meter memang mudah dirusak. Bentuknya hanya seutas kawat saja, sehingga sangat mudah diputus.
“Sejatinya segel timah tersebut tak boleh diotak-atik, kecuali oleh Dinas Metrologi. Para pelaku rupanya paham cara merekayasa, serta menggunakan teknologi yang tergolong baru,” imbuhnya.
Lalu, apakah kondisi segel dipantau secara berkala? “Setiap 6 bulan sekali dinas Metrologi melakukan pengecekkan. Selain itu usia dispenser kita anggap tiap 10 tahun harus diganti baru. Tidak sembarang dispenser boleh digunakan, yaitu harus mengantongi ijin dari Dinas Metrologi dan Kementerian ESDM,” jawabnya lagi.