Garut - Dari kejauhan, Gunung Padang terlihat seperti bukit biasa. Dikelilingi kampung dan perkebunan teh, bukit tersebut sebenarnya adalah sebuah punden berundak yang diduga berasal dari jaman Megalitikum dan berusia lebih tua dari piramida di Mesir.
“Batu-batunya berbentuk kolom karena proses alam. Tes karbon untuk menentukan usia batuan dilakukan di Miami, Amerika Serikat. Hasilnya diperkirakan dari jaman 12 ribu sebelum Masehi,” papar Nanang, guide dan kordinator juru pelihara Gunung Padang.
Meski masih mengundang kontroversi di kalangan peneliti, Gunung Padang memiliki segudang daya tarik. Bahkan sejak jauh sebelum memasuki kawasan wisata alam dan sejarah yang dikelilingi 5 gunung tersebut. Kalau cuaca cerah, Anda bisa menikmati sunrise dikelilingi 5 gunung!
“Gunung Padang bukan sumber kebudayaan Sunda, tapi merupakan salah satu pusat budayanya dan penuh makna simbolik. Situs ini merupakan punden berundak 5 tingkat, dikelilingi 5 gunung. Yaitu gunung Pasir Malang, Pasir Bogor, Kencana, Gede dan Pangrango,” papar Kang Nanang.
Jalur ‘pendakian’ ke Gunung Padang merupakan route impian pencinta touring. Jalan dengan aspal mulus, berkelok menyusuri pegunungan dan perkebunan teh sepanjang tol Jagorawi, Ciawi, Puncak hingga kota Cianjur.
Keluar pusat kota Cianjur, jalan menyusut jadi 2 jalur sempit. Aspalnya tak terlalu mulus, di beberapa bagian mesti dilewati dengan sangat hati-hati karena rendahnya ground clearance Toyota All New Yaris tim OTOMOTIF Traveling.
Tapi pemandangannya luar biasa. Jalan sempit di atas awan, di pinggiran lereng dengan bukit-bukit berselimut kabut di kejauhan sampai hamparan kebun teh dengan jalan-jalan kecil berkelok di antaranya.
Route cantik ke Gunung Padang memang bakal memuaskan pencinta touring, baik dengan mobil atau motor. Tapi cara paling mudah untuk mencapai Gunung Padang justru dengan kereta Jakarta-Bogor-Cianjur, turun di Stasiun Lampegan dan dilanjutkan dengan ojek sejauh 8 km.
Stasiun Lampegan sendiri dengan terowongannya yang iconic bukan sembarang stasiun lo. Stasiun di desa Cibeber, kecamatan Cibokor, Cianjur ini mulai beroperasi pada tahun 1882 dan kini telah menjadi cagar budaya. Terowongannya merupakan salah satu terowongan yang pertama dibangung di Jawa Barat pada 1879.
Menanti kereta di stasiun kecil yang asri ini rasanya sangat sentimental. Udara dingin, bunyi peluit kereta yang terdengar nyaring sejak berada dari balik bukit mengantar lokomotif keluar dari mulut terowongannya. Perjalanan ke masa lalu yang luar biasa...