Manajemen Perjalanan Libur Lebaran, Mengorganisir Semua Kebutuhan

Harryt MR - Selasa, 28 Juni 2016 | 14:01 WIB

(Harryt MR - )

Jakarta - Hore! Pekan depan sudah mulai cuti bersama Lebaran. Saatnya jalan-jalan. Sebelum berlibur tentunya perlu persiapan untuk memperkecil segala risiko di perjalanan. Maka perlu manajemen perjalanan libur lebaran, guna mengorganisir semua kebutuhan.

Perbanyak pengetahuan dan persiapan perjalanan, perlunya manajemen perjalanan libur Lebaran yang berfungsi untuk mengorganisir semua kebutuhan selama perjalanan.

Perhitungan matang sebelum melakukan perjalanan mutlak dibuat. “Dengan melakukan manajemen perjalanan libur Lebaran, maka kita telah berupaya untuk menekan resiko kecelakaan dan hal-hal yang tidak diinginkan lainnya,” ungkap Ir. Bintarto Agung, dari Indonesia Defensive Driving Center (IDDC).

Siasat jitu demi perjalanan yang aman dan mengeliminir potensi kecelakaan. “Manajemen Perjalanan libur Lebaran yang komprehensif harus mencakup 4 elemen yakni manusia, kendaraan, lingkungan dan cuaca," papar Jusri Pulubuhu, dari Jakarta Defensive Driving Consultant (JDDC)

Lebih lanjut, ke 4 elemen ini selalu selalu menjadi acuan bagi korporasi atau perusahaan yang memiliki fleet besar dan mengutamakan safety sebagai basis kelancaran operasionalnya.

Lantas apakah individual butuh sebuah manajemen perjalanan? “Pastinya Ya! Karena perjalanan aman adalah perjalanan yang terencana” jelas Jusri lagi.

Cek list sebelum melakukan traveling dilakoni sebagai bagian dari manajemen perjalanan libur Lebaran. Diawali dengan memastikan kondisi kendaraan layak jalan serta dan seluruh fitur penunjang keselamatan berfungsi maksimal.

“Periksa atau service kendaraan sebelum hari keberangkatan. Cek kelayakkan dari komponen-komponen penting yang mesti diproritaskan, diantaranya oli, kelistrikan, filter-filter, kopling, ban dan safety belt,” papar Jusri yang berkantor di Jl. Gedung Hijau Raya, blok SF-07, No. 74, Pondok Indah, Jaksel.

Persiapkan pula kondisi fisik dan mental pengemudi serta penumpang. “Jangan mengemudi dalam keadaan sakit permanen (long term physical condition) maupun sakit tidak permanen (short term physical condition), seperti flu, sakit kepala dan lain-lain,” sebut Bintarto yang buka praktek di Jl. Plaza Tanjung Mas, Blok B1, No. 19, Pasar Minggu, Jaksel.

Masih menurutnya, hindari pula mengemudi dalam kondisi mental stress (mentally depressed), sebab hal tersebut dapat menempatkan diri kita pada potensi resiko berkendara yang tinggi,” imbuh pria yang akrab disapa Tato.

Kemudian soal manajemen barang bawaan yang mencakup penempatan di dalam kabin, bagasi maupun roof rack. Dimana pengorganisasian barang bawaan yang efisien serta mengutamakan kenyamanan seluruh penumpang adalah hal utama.

Dilanjut menentukan rute perjalanan, baik jalur utama maupun jalur alternatif. “Rencanakan rute atau jalur yang akan dilalui, pilih jalur yang paling kecil potensi resikonya. Termasuk rencanakan juga secara detail tempat-tempat pengisian bahan bakar dan tempat beristirahat.

Rencanakan rute, pilihlah rute yang paling kecil potensi resikonya

Perlu diperhatikan juga dalam merencanakan rute, pilihlah rute yang paling kecil potensi resikonya (kemacetan, kondisi jalan dan faktor keamanan).

Tidak lupa untuk selalu menyiapkan direktori berupa alamat dan nomor telepon penting. “Misalnya direktori service point atau layanan bengkel resmi dari ATPM. Direktori emergency points, yakni kantor-kantor polisi dan RS yang berada di jalur tujuan liburan Anda,” beber Jusri secara konseptual.