Jakarta - Selain mesin kencang dan teknologi canggih, kaki-kaki yang sehat juga jadi kunci agar mobil bisa nyaman dan aman untuk dikemudikan. Salah satu faktor utama, tentunya adalah suspensi. Mayoritas terdiri dari per dan sokbreker. Kedua komponen ini kerap jadi omongan ketika bantingan mulai terlalu banyak mantul-mantul, bahkan ketika memodifikasi.
Terlepas hal di atas, masih banyak rumor soal kedua komponen utama suspensi tersebut. Seperti apakah per benar tidak butuh penggantian? Atau benarkah penggunaan per yang sudah dipotong akan membahayakan? Berikut OTOMOTIF akan membahas hal-hal penting yang perlu diketahui soal per dan sokbreker, supaya mengemudi pun tetap aman.
Per Perlu Diganti?
Pertanyaan di atas, jawaban pastinya adalah perlu. Namun mesti dilihat kasusnya dulu. “Sebenarnya umur per keong itu bisa seusia kendaraannya,” terang Teddy Limanto, Kepala Department Penjualan dan Pemasaran PT Indospring Tbk yang ditemui OTOMOTIF saat LTT Produk Aftermarket. Jadi, kecuali per keong sudah dimodifikasi misal dipotong supaya tampil ceper.
Performa dan durabilitas per jenis ini bisa bertahan lama. Kecuali untuk per daun, itupun biasanya patah akibat beban berlebih, yang mau tak mau mesti diganti. Walau, ada pendapat lain yang menyatakan per tetap butuh penggantian. “Paling tidak setelah ganti sokbreker 5 kali, baru ganti per sekali,” terang Agun.
Ada indikasi yang bisa dijadikan patokan, untuk memutuskan saatnya melakukan penggantian per. Hal tersebut melihat langsung antara jarak ban dengan bibir fender dan dalam konsisi kosong. Bila jarak sudah sampai 1 jari atau lebih kurang 2 cm, dari kondisi standarnya, maka bisa melakukan penggantian.
Tanda Bermasalah
Sokbreker bermasalah tak mesti harus lihat langsung fisiknya. Tapi bisa dari indikasi lain, misal kondisi permukaan ban yang habisnya tak rata atau dirasakan langsung. Biasanya, akan terasa kendaraannya seperti mengayun-ayun saat melibas jalanan bergelombang. Contohnya saat melibas polisi tidur, ayunannya bisa lebih dari sekali.
“Selain itu, kendaraan juga akan terasa limbung dan sulit dikendalaikan saat dipacu dalam kecepatan tingi,” ujar Agun dari Ferry Shock Creative di Jl. Permata Hijau, Jaksel Selain dirasakan langsung, adanya masalah di sokbreker juga bisa dilihat secara fisik. “Ada rembesan oli,” begitu kata Sutrisno dari Terminal Per Jl. DI. Panjaitan 41, Jaktim.
Untuk melihat kondisi ini, bisa dengan ngolong atau melepas ban. Pasti langsung terlihat tabung sokbreker kotor kena noda rembesan. Sayangnya kondisi seperti ini, enggak ada obatnya. Alias harus mengeluarkan budget untuk melakukan penggantian.