Shizuoka - Berkesempatan mengunjungi salah satu pusat penelitian dan pengembangan (R&D) milik Toyota di Higashi-Fuji Technical Center di Susono, Jepang, untuk memenuhi undangan dari Toyota Motors Asia Pacific (TMAP) dan Toyota Astra Motor (TAM), OTOMOTIFNET.COM menyaksikan langsung uji tabrak atau crash test dengan metode yang sebelumnya belum pernah dilakukan.
Bilamana sebelumnya disebut “Frontal Offset Crash Test”, kini digunakan metode yang diisebut “Oblique Frontal Crash Test”. Metode uji tabrak anyar ini pun menjadi format baru untuk Toyota.
Frontal Offset Crash Test atau metode uji tabrak konvensional dilakukan pada jalur yang lurus.
Yang satu ini, arah dan kecepatan kendaraan yang ditabrak diset berbeda untuk mencapai hasil yang lebih menggambarkan kekuatan struktur mobilnya, dalam hal ini adalah generasi anyar liftback Toyota yang juga selalu jadi kendaraan hybrid nomor satu di dunia, Prius generasi keempat.
Metode yang dilakukan pun berbeda.
Bila pada crash test konvensional kendaraan dijalankan lurus dengan kecepatan 64 km/jam dan menabrak sebuah barrier diam, metode oblique ini dilakukan dalam sudut tertentu alias miring, sesuai namanya.
Juga berbeda, bukannya kendaraan yang berjalan ke barrier, justru obyek penabrak berbahan aluminium honeycomb yang dijalankan dalam kecepatan tinggi ke bagian mobil yang sedang diam. Obyek yang digunakan adalah troli seberat 2,5 ton.
Troli seberat Rolls-Royce Phantom tersebut diluncurkan lurus dalam kecepatan 90 km/jam di atas rel yang sudah dirancang khusus, sedangkan posisi mobil diam dimiringkan dengan sudut 15 derajat di atas permukaan kaca khusus yang memiliki kedalaman hingga 10 meter.
Dengan bunyi sirine, kemudian hitungan mundur 10 detik, menandakan oblique frontal crash test terhadap Toyota Prius ini siap dimulai.