Toyota Prius Oblique Frontal Crash Test, Uji Tabrak Sudut Samping

Parwata - Jumat, 9 September 2016 | 07:12 WIB

(Parwata - )

Metode crash test terbaru yang memiliki nilai tabrakan lebih tinggi diuji pada Toyota Prius
    
Jakarta
- Sembari memulai kampanye keselamatan yang sudah diadakan pada tahun ketiga berturut-turut, Toyota Motors Asia Pacific (TMAP) juga mengajak OTOMOTIF untuk melihat langsung salah satu metode pengetesan standar keamanan produknya, yaitu crash test. Namun uji tabrak yang diadakan kali ini sedikit berbeda.
    
Diberi nama “Oblique Frontal Crash Test”, metode uji tabrak yang dilakukan di pusat penelitian dan pengembangan (R&D) Toyota di Higashi-Fuji, Jepang, ini merupakan format baru. Pada crash test tradisional, tabrakan dilakukan pada jalur yang lurus. Sedangkan untuk yang satu ini, arah dan kecepatan kendaraan yang ditabrak diset berbeda, untuk mencapai hasil yang lebih menggambarkan kekuatan struktur mobilnya.

Dalam hal ini, generasi anyar liftback Toyota yang juga selalu jadi kendaraan hybrid nomor satu di dunia, Prius generasi keempat. Apa saja beda dan hasilnya?   * Sano

Metode

Pada crash test konvensional atau yang biasa disebut ‘Frontal Offset Crash Test’, kendaraan dijalankan lurus dengan kecepatan 64 km/jam dan menabrak sebuah barrier diam. Sesuai namanya, metode oblique ini dilakukan dalam sudut tertentu alias miring. Juga berbeda, bukannya kendaraan yang berjalan ke barrier, justru obyek penabrak berbahan aluminium honeycomb yang dijalankan dalam kecepatan tinggi ke bagian mobil yang sedang diam. Dalam hal ini, obyek yang digunakan adalah troli seberat 2,5 ton.

Troli seberat Rolls-Royce Phantom tersebut diluncurkan lurus dalam kecepatan 90 km/jam di atas rel yang sudah dirancang khusus, sedangkan posisi mobil diam dimiringkan dengan sudut 150 di atas permukaan kaca khusus yang memiliki kedalaman hingga 10 meter. Dengan bunyi sirine, kemudian hitungan mundur 10 detik, menandakan oblique frontal crash test terhadap Toyota Prius ini siap dimulai.     

Hasil

Frontal Offset Crash Test atau uji tabrak konvensional memiliki nilai collision lap over sebesar 40%, sedangkan Oblique Frontal Crash Test lebih kecil di 35%. Tentu dengan kecepatan ditabrak lebih tinggi, metode uji tabrak baru ini mendapat energi tabrakan lebih besar, yaitu 1,3 kali dari cara lama.

Hasil pun dapat diteliti dari kamera slow motion yang menangkap kejadian singkat tersebut dalam 1000 fps (frame per second). Agar video super slow motion tersebut dipastikan mendapat cahaya yang cukup, disinari lampu dari keempat sisi, juga dari kaca di bawah permukaan, yang sekaligus menjadi tempat kamera untuk meneliti bagian mesin yang terdeformasi dari bawah.

Crash test Prius

Crash test terbaru ini dirancang khusus untuk melihat impact ekstrakencang terhadap kendaraan hybrid, yang sudah mencatat penjualan global lebih dari 9,1 juta unit sejak tahun 1997. Dari uji coba di atas, diperoleh hasil yang mengagumkan. Bahkan dengan energi tabrakan lebih besar yang diterima, Prius generasi keempat ini memiliki nilai deformasi kabin yang jauh lebih kecil dibanding generasi ketiganya dengan metode crash test konvensional, yaitu penurunan 55%.

Bagian mesin yang menjadi crumple zone terdeformasi untuk menyerap momentum tabrakan, namun tetap melindungi komponen penting, yaitu power control unit. Pilar A ke belakang yang juga menjadi struktur utama, hanya sangat sedikit terdeformasi. Mampu melindungi penumpang di dalam, yang bisa dilihat dari dummy yang tertahan sempurna oleh safety belt pretensioner dan airbag setir, lutut dan side curtain.

Aspek-aspek penting seperti tidak adanya kebocoran listrik dan pintu pengemudi dan penumpang pun tetap dapat dibuka setelah tabrakan. Struktur baterai bertengangan tinggi di atas 200 V yang terletak di bawah jok belakang juga terlindungi. Tidak lupa, Toyota mengisolasi baterai bertegangan tinggi dan mematikan relay seketika airbag aktif. Karena hal ini pun, Toyota Prius anyar mendapatkan rating bintang lima dari NHTSA (National Highway Traffic Safety Administration) Amerika Serikat. (otomotifnet.com)