Rescue Korban Banjir Jakarta. Enggak Asal Derek, Ada Metodenya

Parwata - Minggu, 4 September 2016 | 06:49 WIB

(Parwata - )

Jakarta - Banjir yang terjadi di Kemang Jaksel pada Sabtu malam tak bisa dibilang enteng. Puluhan mobil menjadi korban terjangan air yang disebabkan curah hujan tinggi serta jebolnya tanggul kali Krukut. Dalam peristiwa ini, salah satu pihak yang turut berkontribusi mengevakuasi korban banjir tersebut yakni Indonesia Off-road Federation (IOF).

“Kita ada IOF Rescue dan menarik keluar total sebanyak 19 mobil dari 3 tempat tersebut,” ucap Handito, koordinator lapangan dari IOF Rescue. Pria yang ‘hobi’ untuk rescue ini membagikan ceritanya saat bersama-sama dengan 4 klub (GMB Prengus, SJI, Rapi Bekasi, CAT, dan D-Cab Id) bekerja di banjir Kemang, Jaksel. Secara total diterjunkan sebanyak 11 kendaraan off-road lengkap untuk membantu di Kemang, Jaksel. toncil

Harus Ijin Dulu

Harus Izin Dulu

Handito ‘Anjing Kampung’, demikian nama tenarnya pertama-tama melakukan pelaporan terhadap pihak yang bertanggungjawab di lokasi. “Ke banyak pihak. Ada ke BPBD (Badan Penangunggalan Bencana Daerah) DKI, pemadam kebakaran dan juga Kapolsek Mampang. Di situ kita laporkan kalau siap membantu atau kita tawarkan, apa yang bisa dibantu,” sebutnya.

Setelah itu, baru melakukan survey, baik terhadap lokasi dan juga mobil-mobil yang terendam atau lainnya. Pelaporan dan survey selesai dilakukan, Handito langsung kontak personil IOF Rescue untuk bisa bergerak ke lokasi. “Itu pagi hari, sekitar jam 7. Saya sendiri masuk ke Kemang sekitar pukul 1 (Minggu tengah malam-red).

Patuhi Standard Operation Procedure

Dalam rescue, ada SOP tersendiri yang diterapkan. Yakni mendapat izin dari pihak kepolisian setempat atau pihak yang paling bertanggungjawab (bisa pemilik gedung atau lainnya). Kedua yakni melakukan survey lokasi dan kendaraan. “Ini berkaitan dengan lokasi penderekan dan penyimpanan setelah dikeluarkan dari basement,” ucapnya.

Ketiga yakni mobil yang akan diderek, harus ada pemiliknya. Sebab bersinggungan dengan asuransi dan lainnya. Karena sejatinya tempat kejadian perkara (TKP) tak boleh diubah. Dalam aksinya, ada saja sisi pahit meski sudah ada SOP ini. Yakni sempat kena marah pemilik mobil. Menurutnya, dia dan tim sudah teriak-teriak mencari pemilik mobil, namun tidak ada yang menyahut.

“Akhirnya kami tinggal dan tim dari damkar masuk lagi. Kalau tim damkar sudah masuk, kita tidak bisa evakuasi, karena slangnya gede. Ternyata, pemilik mobil ada dan marah-marah karena mobilnya tidak ditarik keluar,” cerita Dito, panggilannya.

Patuhi Standard Operation Procedure