Tak hanya itu, ada keuntungan lain menjaga kecepatan pada rentang "Eco" ala Yamaha Mio M3, yaitu mendukung safety. "Manfaat yang didapat selain pemakaian bahan bakar lebih irit, faktor keamanan dan kenyamanan pengendara dan pengguna jalan lainnya juga diperoleh,” ujar Mohammad Maskyur, Asisten GM Marketing PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM).
MESIN BLUE CORE
Pada generasi Mio paling akhir ini, kapasitas mesinnya melonjak dari 115 cc jadi 125 cc dan telah mengusung injeksi bahan bakar dan teknologi Blue Core. Sebuah filosofi desain mesin Yamaha yang menawarkan tiga keunggulan. "Kenggulan pembakaran, minim gesekan (reduce powerless) dan terakhir keunggulan pada pendinginan maksimal," terang M. Abidin, GM Service & Motorsport PT YIMM.
"Ending-nya, terciptanya motor yang maksimal dan sesuai dengan kemauan konsumen Yamaha," sambung Abidin. Keunggulan pada pembakaran diraih dengan melakukan optimalisasi durasi noken as in dan ex. Sehingga didapatkan campuran bahan bakar dan udara yang tepat.
Desain ruang bakar hemispherical juga memberikan keunggulan pembakaran. Dimana bentuk ruang bakar yang setengah lingkaran, membuat campuran bahan bakar dan udara lebih cepat berada di permukaan piston.
Offset Cylinder jadi terapan dalam urusan meminimkan gesekan. Benturan piston ke dinding silider jadi minim, juga berefek kurangnya getaran dan hasil akhirnya tenaga yang terdistribusi jadi besar. Bicara soal pendinginan maksimal, ada sistem pendinginan silinder terbaru yang meliputi sudut kipas besar, air shroud yang mengarah ke silinder dan sirip silinder yang tipis juga lebih banyak.
DiASiL Cylinder mampu melepas panas dengan baik dan kuat dikawinkan dengan Forged Piston yang membuat bobot part tersebut jadi ringan. Selain itu Oil Jet Piston Cooler yang mampu mendinginkan suhu piston dari bawah.
Ini yang paling penting, teknologi Blue Core yang efisien dipadu dengan eco indicator menghasilkan konsumsi bahan bakar jauh lebih hemat. Lebih irit 50% dibandingkan mesin Mio Sporty yang masih karburator. (advetorial)