Mahal tapi laris. Jangan-jangan mendengarkan lagu serasa dinyanyiin langsung sama sang artis penyanyi
Jakarta - Keberadaan pemutar audio mobil dengan format high resolution atau hi-res kini sudah mulai banyak dilirik konsumen di Tanah Air. Meskipun memiliki banderol yang cukup mahal, antara Rp 9 juta sampai Rp 40 jutaan tidak menyurutkan para pemilik ‘telinga emas’ alias para pecinta audio untuk mengaplikasikan player hi-res ini di mobil kesayangaan.
Bukan hanya Kontes
Tidak hanya diburu sebagai perangkat andalan untuk kontes, hi-res player ini juga dipasang untuk penggunaan sehari-hari. Alasannya cukup masuk akal, dengan kualitas suara yang diklaim lebih baik dari CD, maka akan memanjakan telinga si pengguna saat melakukan perjalanan jarak jauh atau bermacet-macetan di jalan raya.
Untuk hi-res player ini di pasaran memang belum banyak, dan saat ini yang paling familiar di kalangan pecinta audio, adalah head unit Sony RSX-GS9 berbanderol Rp 23 juta dan Kenwood DDX-9016S serta DDX-916WS berbanderol Rp 9 jutaan. Dijelaskan Johny Chandra, Owner Mega-Audio, untuk pasar hi-res player ini sudah ada dan mulai berkembang, jika dipersentase dari 10 konsumennya 1 pasti akan memilihnya.
“Pasar hi-res sudah ada, memang butuh proses dan pemahaman untuk ke arah hi-res player. Terlebih saat ini penggunaan CD sudah jarang, serta mendapatkannya susah dan sudah lumayan mahal harganya,” jelas Johny. Lanjut Johny, untuk pasar Sony RSX-GS9 memang belum banyak karena harganya juga masih mahal dan sangat segmented.
Tapi, untuk pasar Kenwood DDX-9106S dan DDX-916WS sudah cukup besar. Alasannya, dengan harga yang lebih terjangkau meskipun belum mampu memutar file audio dengan format DSD, namun spesifikasinya tetap tinggi dan bisa memutar file audio dengan format Flac 24 bit.
“Untuk penjualan Kenwood setiap bulan bisa 3 sampai 5 unit, cukup bagus lah. Saya yakin, 2 atau 3 tahun ke depan penggunaan player ini akan memiliki pasar yang lebih besar. Tahun ini saya lihat sudah jadi peralihan ke arah situ,” sambung Johny.
Pasar Segmented
Sementara itu, menurut Eddie Susanto, bos Cartens-Audio, untuk pasar hi-res memang segmented. Namun, jika dilihat dari penggunaan CD player yang saat ini sudah mulai jarang dan mudahnya mendapatkan audio secara digital, penggunaan hi-res player ini bakal diterima dengan baik untuk waktu ke depannya.
“Kita sudah jual 4 unit HU Sony RSX-GS9 dalam waktu 6 bulan dan jika dilihat dari harganya itu cukup bagus. Untuk Kenwood, kita sudah pesan barangnya. Namun memang masih kosong, dan belum kita jual,” aku Eddie. Melihat peluang pasar hi-res player di Indonesia yang cukup terbuka lebar, pria berambut gondrong ini cukup yakin mampu menjual dengan kuantiti yang banyak.
“Target kita jika HU Kenwood sudah ready, bisa jual 8 sampai 12 unit per bulan. Untuk Kenwood yang hi-res ini mungkin bisa lebih bagus penjualannya, karena lebih terjangkau dan sudah masuk kategori hi-res meskipun belum bisa memutar file DSD,” tegasnya. Hal yang sama juga diutarakan oleh Chandra Budiman, Brand Manager PT Audioworkshop sebagai distributor produk audio Sony di Tanah Air.
Dengan peralihan musik dari CD ke digital, lambat laun konsumen juga akan beralih memilih player digital seperti Sony hi-res ini. “Kita yakin, pasar hi-res ini akan lebih berkembang ke depannya. Saya tidak bisa bilang berapa tahun lagi, namun bakal ada peralihan dari analog ke digital,” jelas Chandra.
Untuk saat ini, Audioworkshop mampu mendistribusikan produk hi-res, Sony RSX-GS9 sekitar 10 unit per bulan. “Kita datangkan memang sesuai permintaan pasar, sekitar 10 sampai 11 unit per bulan lah,” pungkasnya. Arief/otomotifnet.com